Sebab, secara statistik, tim besutan Said Chiba itu memiliki kemampuan untuk memanfaatkan peluang dengan baik. Mereka mampu membuktikan kelebihan itu saat berhasil mengalahkan Panama U-17 (2-0).
Dalam pertandingan tersebut, Panama U-17 mendominasi dari segi penguasaan bola namun gagal dalam memanfaatkan peluang. Di sisi lain, Maroko U-17 yang kerap dalam tekanan justru mampu menyelesaikan dua gol dari 11 kali percobaan menembak.
Namun, Maroko U-17 tidak dapat melanjutkan tren positifnya saat dikalahkan Ekuador U-17 (0-2). Menurut catatan SofaScore, Rabu (15/11/2023), La Tri -julukan Ekuador U-17- mampu meredam banyak peluang Singa Teranga.
Bermain dengan skema 4-2-3-1, Ekuador U-17 sukses menggagalkan sembilan tembakkan Maroko U-17. Tim asuhan Diego Martinez itu juga berhasil mengurangi kesempatan Mohamed Hamony dan kolega untuk mengeksploitasi pertahanan mereka, serta menutup ruang tembak dari jarak dekat.
Dalam laga itu, Maroko U-17 hanya mempunyai dua kesempatan menembak dari dalam kotak penalti, mereka bahkan tidak mempunyai peluang emas untuk mencetak gol. Skema efektif ini bisa saja dipelajari oleh Timnas Indonesia U-17.
Tim asuhan Bima Sakti itu harus berani untuk melakukan tekanan dan bermain ofensif. Musabab, dengan begitu, mereka bisa menutup ruang Maroko U-17 yang kemungkinan besar akan bermain dengan pola menyerang juga.
Mengingat kedua tim sama-sama mengincar tiga poin dalam laga hidup-mati ini. Tentunya, menarik menanti strategi yang akan dijalankan oleh tim kepelatihan Timnas Indonesia U-17. Diharapkan, Garuda Asia mampu terbang ke babak selanjutnya di Piala Dunia U-17 2023.