Tak Ada Kejelasan Manajemen Terkait Tiket, Viking Memutuskan Menepi saat Persib Bandung Melawan Dewa United

Miftahul Ghani, Jurnalis
Selasa 11 Juli 2023 11:40 WIB
Bobotoh protes soal kebijakan tiket Persib Bandung/Foto: MPI
Share :

VIKING Persib Club (VPC) memutuskan untuk menepi saat tim kesayangannya bertanding melawan Dewa United di laga ketiga Liga 1 2023-2024. Padahal, laga ini akan digelar di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Jumat (14/7/2023).

Keputusan untuk menepi itu disampaikan Viking Persib Club dalam akun media sosialnya seiring tidak adanya respons dari manajemen Persib Bandung atau PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) mengenai tiket laga kandang Persib di Liga 1 2023-2024.

 

"Melihat dinamika yang terjadi saat ini serta respons dari PT PBB yang seakan menutup diri terkait permasalahan yang dialami banyak Bobotoh, kami memutuskan MENEPI SEJENAK," tulis Viking Persib Club.

Viking Persib Club pun menyertakan tiga poin sikap atas acuhnya respon PT PBB. Pertama, tidak menghadiri langsung pertandingan antara Persib vs Dewa United di stadion. Lalu memilih untuk mendukung Persib di rumah atau membuat titik-titik Nobar dan terakhir membuka ruang komunikasi baik itu dari distrik maupun komunitas lain untuk melakukan diskusi bersama.

 BACA JUGA:

"Doa dan harapan kami akan tetap ada untuk tim Persib, agar bisa mengembalikan penampilan terbaiknya, memenangkan pertandingan, dan menjuarai Liga 1 2023-2024, seperti yang kita rindukan selama ini," tulisnya mengakhiri.

Ketua Umum Viking Persib Club, Tobias Ginanjar mengatakan bahwa aksi itu merupakan sikap lanjutan yang telah dilakukan komunitasnya pada laga perdana Persib saat menjamu Madura United, Minggu (2/7/2023) lalu.

"Setelah di pertandingan pertama kita walk out. Kita merasa PT PBB tidak ada perubahan, responnya pun masih sama seperti seakan menutup mata atas permasalahan yang terjadi. Seakan semua baik-baik saja. Kemudian yang disayangkan tidak membuka ruang komunikasi," kata Tobias Ginanjar.

Dengan alasan itu, Tobias memutuskan Viking Persib Club tidak menghadiri pertandingan secara langsung ke Stadion GBLA. Apalagi ada desakan dari para distrik sebagai anggotanya.

"Distrik-distrik merasa kesulitan, yang pertama tentang harga tiket yang naiknya tiba-tiba dan tidak diimbangi dengan fasilitas yang memadai. Semua toilet gitu-gitu aja, dan fasilitas yang lain tetap seperti itu," kata dia.

"Lalu yang paling utama itu, sistem pembelian tiket yang memberatkan. Kita tidak menolak online, karena kita dari musim kemarin sudah online. Hanya sistem pembelian sekarang itu rumit, karena harus lewat aplikasi yang harus diverifikasi. Ada yang verifikasi cepet ada yang lama, dan setelah verifikasi harus membeli tiket secara individu," ujarnya.

Sedangkan, sambungnya, untuk komunitas biasanya pembelian tiket dilakukan secara kolektif karena mereka berangkat berombongan dari luar kota. Terlebih, menurutnya belum ada titik temu dari PT PBB sendiri yang dinilai masih menutup mata atas masalah tersebut.

 

Selain itu, lanjutnya, aksi tidak menghadiri ke Stadion GBLA juga harus dilakukan hanya untuk menguji kebenaran dari pernyataan PT PBB bahwa pendapatan klub dari tiket komunitas hanya 10 persen.

"Saya mendengar bahwa katanya pendapatan tiket itu paling bawah. Karena yang pertama itu sponsorship, merchandise dan hak siar. Untuk pendapatan tiket itu paling bawah. Bahkan rilis terakhir yang kita lihat itu bahwa pembelian tiket komunitas itu hanya 10 persen. Sehingga kita beranggapan bahwa keberadaan komunitas itu hanya 10 persen dan masih ada 90 persen lagi penonton yang siap ke stadion. Jadi salah satu aksi kita juga, ingin menguji apakah keberadaan kita itu hanya 10 persen atau tidak. Ketika kita menarik diri apakah stadion penuh atau tidak," tuturnya.

Tobias akui sebenarnya tidak mau mengganggu konsentrasi para pemain dengan aksi yang dilakukan. Namun, dia merasa aspirasi harus disampaikan ke PT PBB.

"Kami sangat membuka diri jika manajemen ingin mengadakan dialog. Tapi kita ingin dialognya juga terbuka saja. Bisa disaksikan oleh banyak orang, oleh semua Bobotoh, sehingga tidak ada yang ditutup-tutupi, tukasnya.

"Saat ini kita sepakat untuk, bahasanya bukan boikot tapi menepi sejenak. Kita tidak ke stadion untuk laga kandang. Kita lihat responsnya seperti apa, mungkin jika masih belum ada titik temu, kita masih akan berlanjut lebih lama lagi. Yang tadinya cuman pengen rehat satu pertandingan, bisa jadi 1,2,3 pertandingan seterusnya dan engga tau sampai kapan," pungkasnya.

(Nanda Aria)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Bola lainnya