TAK ada tawar menawar bagi inisiator IwanBuleOut, Mochamad Iriawan mundur adalah harga mati. Richard Ahmad, salah satu inisiator tagar IwanBuleOut menegaskan bahwa mundurnya Mochamad Iriawan alias Iwan Bule sebagai Ketua Umum PSSI adalah harga mati.
Indonesia baru saja melalui momen terkelam dalam sejarah sepakbola nasional dengan terjadinya Tragedi Kanjuruhan. Dalam insiden tersebut, setidaknya 132 orang meninggal dunia disertai dengan ratusan orang lain yang meninggal dunia.
Insiden tersebut terjadi ketika Arema FC harus menelan kekalahan 2-3 dari Persebaya Surabaya di stadion Kanjuruhan awal Oktober lalu. Keributan terjadi setelah laga usai, aparat keamanan yang menembakan gas air mata ke tribun pun diyakini menjadi penyebab utama banyaknya korban yang jatuh.
Richard Ahmad Supriyanto yang merupakan salah satu dari inisiator petisi #IwanBuleOut mengatakan bahwa mundurnya Mochamad Iriawan atau yang lebih dikenal dengan sapaan Iwan Bule sebagai tanggung jawab moral. Pasalnya, sudah sekitar 40 ribu orang yang setuju dan ikut menandatangani petisi tersebut
"Saya sebagai inisiator desakan petisi #IwanBuleOut dalam bentuk pertanggungjawaban secara moral ini sudah 40 ribu tanda tangan petisi," ujar Richard Ahmad Supriyanto kepada MNC Portal Indonesia, Jumat (14/10/2022).
Richard juga menegaskan bahwa tidak ada tawar-menawar atas tuntutan yang diberikan kepada PSSI atas tragedi di Kanjuruhan. Pria yang juga menjabat sebagai Presiden Forum Komunikasi Suporter Indonesia (FKSI) itu merasa tidak ada tawar-menawar atas tuntutan yang diberikan.
"Artinya ini gerakan kita buat tidak ada tawar-menawar. Poinnya Iwan Bule dan jajarannya harus mundur," pungkasnya.
Tragedi Kanjuruhan sampai mencuri perhatian sepakbola dunia. Pada pekan ini, badan sepakbola dunia (FIFA) dan Asia (AFC) mengunjungi Indonesia untuk membantu menyelesaikan masalah ini
(Reinaldy Darius)