JAKARTA – Sepakbola Indonesia tengah berduka karena adanya kerusuhan yang menyebabkan 153 orang meninggal dunia di laga Arema FC vs Persebaya Surabaya. Melihat hal tersebut, Ketua Umum (Ketum) Pemuda Partai Perindo, Effendy Syahputra menyampaikan empat catatan penting mengenai prosedur pengamanan kerusuhan.
Sebagaimana diketahui, insiden kerusuhan hebat terjadi setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu 1 Oktober 2022 malam WIB. Pada saat itu, Singo Edan -julukan Arema FC- harus mengakui keunggulan tim tamu dengan skor 2-3.
Akibatnya, para pendukung yang tidak terima dengan hasil pertandingan menyerbu lapangan Stadion Kanjuruhan. Mereka juga sempat terlibat gesekan dengan petugas keamanan, hingga dikejar menuju tribun.
Kemudian gas air mata ditembakkan ke arah tribun, membuat banyak penonton panik dan berdesakkan. Dikabarkan dari situ, banyak korban berjatuhan akibat insiden naas tersebut. Kabarnya, korban jiwa mencapai 153 orang.
Insiden ini menjadi wajah kelam bagi sepakbola Indonesia. Effendy memberikan empat catatan penting untuk menjadi evaluasi atas insiden tersebut. Menurutnya, prosedur pengamanan harus diperbaiki dan dievaluasi.
“Pertama adalah penanganan kerusuhan di stadion. Ini kan kalau dilihat penyebab utamanya adalah gas air mata yang ditembakkan ke tribun penonton,” kata Effendy kepada MNC Portal Indonesia, Minggu (2/10/2022).