KISAH Edgar Davids, pesepak bola top berkacamata nyentrik akan dibahas Okezone. Penonton setia bola 90-an pasti tak asing dengan pemain satu ini. Ya, Edgar Davids adalah pemain yang pernah sukses bersama Ajax Amsterdam (1991-1996) dan Juventus (1998-2004).
Penampilan nyentrik dari Edgar Davids, yang berusia 49 tahun ini, menjadi ikonik dan tidak bisa dilupakan. Ya, pria Belanda keturunan Suriname itu kerap memakai kacamata setiap kali berlaga. Bahkan, nyaris tidak pernah melihatnya melepas kacamata tersebut dalam pertandingan.
(Edgar Davids main untuk Barnet, foto: Sportskeeda)
Ternyata, ada kisah di balik penampilan nyentrik Edgar Davids tersebut. Semua berawal dari cedera mata yang dideritanya pada 1995. Cdera mata itu berujung pada kondisi glaukoma.
Apa itu glaukoma? Glaukoma adalah penyakit akibat peningkatan tekanan mata yang memengaruhi saraf optik dan penglihatan. Saraf ini sangat penting untuk pesepakbola karena itulah yang mengirimkan informasi visual ke otak.
Oleh sebab itu, Edgar Davids menjalani operasi demi mencegah dirinya mengalami kebutaan. Singkat cerita, operasi itu berhasil dan penglihatannya kembali stabil. Meski begitu, kondisi matanya menjadi lebih lemah sehingga Davids harus memakai kacamata.
Dari insiden itu, dia diyakini terakhir kali melepas kacamata ketika membela Timnas Belanda kontra Timnas Belgia pada 4 September 1999. Setelah itu, dunia terus mengenal Edgar Davids sebagai pesepak bola berkacamata.
Sepanjang kariernya, pemain berjuluk 'The Pitbull' ini paling banyak mengoleksi trofi ketika membela Ajax. Pasalnya, tak kurang dari 10 trofi, termasuk Liga Champion 1994-1995 diperolehnya.
Bahkan, dia mengembara ke Italia untuk bergabung dengan AC Milan (1996-1998). Tidak sukses di Milan, Edgar Davids lantas bergabung dengan Bianconeri dan menyabet lima trofi juara, termasuk tiga scudetto.
Edgar Davids juga sempat dipinjamkan ke Barcelona pada 2004, lalu dijual ke Inter Milan pada tahun yang sama. Semusim membela Nerazzurri (2004-2005), dia berkontribusi atas satu trofi Coppa Italia.