“Kami telah mempraktikkan pendekatan ini dengan dua pemain sayap kami, menciptakan ruang untuk Chiesa dan Cuadrado. Saya hanya menyesal kami tidak berbuat lebih banyak serangan balik, karena kami seharusnya bisa mencetak lebih banyak gol lagi,” tambah pelatih asal Italia itu.
“Saya mencoba memasukkan gaya sepakbola seperti itu ke dalam tim sejak awal musim, tetapi kami bermain setiap tiga hari hingga baru-baru ini, para pemain terus berganti dan kami tidak punya waktu untuk mengerjakannya (strategi ala Pirlo),” tambahnya.
Untuk masalah Juventus yang kesulitan merebut kemenangan di Liga Italia 2020-2021, Pirlo merasa banyak pemainnya yang kerap kali meremehkan tim-tim kecil. Alhasil, mereka pun banyak kehilangan poin di pertandingan-pertandingan yang seharusnya bisa mereka menangkan.
“Kami sering tidak cukup bersemangat melawan tim-tim di bawah klasemen dan secara tidak sadar fokus kami teralihkan, mencoba menyelesaikan pertandingan itu dengan permainan individu daripada bermain sebagai tim,” sambung Pirlo.
"Kami belajar bahwa kami tidak mampu (meraih kemenangan) bila melakukan itu. Kami seharusnya memberikan yang terbaik di setiap pertandingan, karena setiap pertandingan di Liga Italia sangat sulit, terutama melawan melawan tim yang terorganisir dengan baik,” tutupnya.
(Rachmat Fahzry)
