Untuk Sancho, ia menulis kalimat: “Keadilan untuk George Floyd” di kaus dalamnya. Sementara Thuram, ia melakukan aksi berlutut usai mencetak gol sebagai tanpa prihatin kepada Floyd.
Aksi di atas awalnya membuat DFB ingin melakukan investigasi. Sebab, selebrasi itu berseberangan dengan aturan yang dibuat IFAB (International Football Association Board).
"Perlengkapan yang dipakai pemain tidak boleh mengandung unsur politik, agama atau slogan personal, pernyataan, atau gambar. Pemain juga tidak boleh menunjukkan pakaian dalam yang mengandung unsur-unsur tersebut,” ungkap pernyataan DFB pada Selasa 2 Juni 2020.
Hanya saja selang dua hari setelah pernyataan di atas, DFB mengubah pendirian mereka. PSSI-nya Jerman itu memastikan takkan memberi hukuman kepada empat nama di atas.
“DFB menentang rasisme, diskriminasi, kekerasan dan membela toleransi serta keagamaan. Inilah sebabnya tindakan para pemain layak kami apresiasi dan hormati,” kata Keller mengutip dari Marca, Kamis (4/6/2020).
(Fetra Hariandja)