Soal Aksi Solidaritas George Floyd, DFB Tak Jadi Beri Hukuman kepada Sancho Dkk

Ramdani Bur, Jurnalis
Kamis 04 Juni 2020 09:32 WIB
Jadon Sancho saat menunjukkan aksi solidaritas atas kematian George Floyd. (Foto: @Sanchooo10). (F
Share :

BERLIN – Presiden Federasi Sepakbola Jerman (DFB), Fritz Keller, mendukung penuh aksi solidaritas yang dilakukan sejumlah pesepakbola Liga Jerman atas meninggalnya warga negara Amerika Serikat (AS), George Floyd. Keller memastikan DFB mendukung penuh segala sesuatu yang berhubungan dengan antirasisme, diskriminasi dan hal buruk lainnya.

Sebelumnya pada Senin 25 Mei 2020, seorang pria kulit hitam bernama George Floyd diringkus kepolisian Minneapolis, Amerika Serikat, karena diduga membeli rokok menggunakan uang palsu. Dalam aksi penangkapannya itu, salah satu polisi bernama Derek Chauvin memperlakukan Floyd semena-mena. Kala itu, Derek menempatkan lututnya tepat di samping leher Floyd yang tengah terbaring karena sudah dilumpuhkan terlebih dulu.

(Sancho saat saat menunjukkan aksi solidaritas kepada George Floyd)

Kala itu dalam video yang beredar, Floyd berteriak tidak bisa bernapas dan kemudian kalimat itu menjadi viral di dunia maya. Tidak lama setelah itu, Floyd dibawa ke rumah sakit, namun nyawanya tidak tertolong. Aksi yang dilakukan Derek terhadap Floyd dianggap tidak manusiawi dan aksi demonstrasi pun terjadi di sejumlah wilayah di Amerika Serikat.

BACA JUGA: Presiden FIFA Dukung Aksi Solidaritas untuk George Floyd di Bundesliga

Sejumlah pesepakbola Liga Jerman pun melakukan aksi solidaritas dengan melakukan selebrasi usai mencetak gol atau saat melakoni laga pekan ke-29 Liga Jerman 2019-2020 akhir pekan lalu. Sejumlah pesepakbola yang melakukan aksi solidaritas itu adalah Jadon Sancho, Achraf Hakimi, Weston McKennie dan Marcus Thuram.

Untuk Sancho, ia menulis kalimat: “Keadilan untuk George Floyd” di kaus dalamnya. Sementara Thuram, ia melakukan aksi berlutut usai mencetak gol sebagai tanpa prihatin kepada Floyd.

Aksi di atas awalnya membuat DFB ingin melakukan investigasi. Sebab, selebrasi itu berseberangan dengan aturan yang dibuat IFAB (International Football Association Board).

"Perlengkapan yang dipakai pemain tidak boleh mengandung unsur politik, agama atau slogan personal, pernyataan, atau gambar. Pemain juga tidak boleh menunjukkan pakaian dalam yang mengandung unsur-unsur tersebut,” ungkap pernyataan DFB pada Selasa 2 Juni 2020.

Hanya saja selang dua hari setelah pernyataan di atas, DFB mengubah pendirian mereka. PSSI-nya Jerman itu memastikan takkan memberi hukuman kepada empat nama di atas.

“DFB menentang rasisme, diskriminasi, kekerasan dan membela toleransi serta keagamaan. Inilah sebabnya tindakan para pemain layak kami apresiasi dan hormati,” kata Keller mengutip dari Marca, Kamis (4/6/2020).

(Fetra Hariandja)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Bola lainnya