PARIS – Pelatih Tim Nasional (Timnas) Prancis, Didier Deschamps, angkat bicara soal polemik yang terjadi setelah pemerintah menghentikan Liga Prancis 2019-2020. Menurut Deschamps, pemerintah telah mengambil keputusan yang tepat. Komentar Deschamps bertolak belakang dengan pendapat Presiden Olympique Lyonnais, Jean-Michel Aulas, yang mengkritik keputusan pemerintah Prancis.
Pemerintah Prancis menghentikan kompetisi musim ini, setelah Perdana Menteri, Edouard Philippe, mengumumkan tidak akan ada kegiatan olahraga berskala besar hingga September. Liga Prancis pun dihentikan dengan menggunakan klasemen akhir saat itu untuk menentukan juara.
Paris Saint-Germain (PSG) yang sedang memimpin klasemen menjadi kampiun Liga Prancis pada musim ini. Hal itu membuat banyak klub protes, karena berpikir bahwa kompetisi bisa dilanjutkan setelah keadaan kembali kondusif. Protes semakin kencang setelah beberapa negara mulai berencana menggulirkan kembali kompetisi pada pertengahan Juni mendatang.
BACA JUGA: Presiden Lyon Minta Pemerintah Cabut Pembatalan Liga Prancis 2019-2020
Aulas adalah salah seorang yang paling vokal, untuk meminta pemerintah Prancis mencabut keputusan penghentian kompetisi musim ini. Akan tetapi, Deshcamps tidak setuju dengan pendapat itu. Deschamps menyatakan banyak pihak ingin kompetisi dilanjutkan karena masalah ekonomi, bukan olahraga.
Ambil contoh Inggris dan Spanyol yang akan melanjutkan kompetisi pada pertengahan Juni mendatang. Hal yang sama tidak berlaku di kompetisi sepakbola wanita di dua negara tersebut. Menurut Deschamps, kompetisi sepakbola wanita dihentikan karena menghasilkan pendapatan lebih sedikit.
“Saya tidak ingin menghakimi, menyalahkan, dan menyalahkan. Kondisi sekarang tidak sama untuk semua orang. Hidup kembali dengan banyak batasan di semua bidang. Dalam sepakbola, dimulainya kembali kompetisi tertentu jelas merespon, pertama-tama, pada masalah ekonomi,” ujar Deschamps, menyadur dari Sportskeeda, Kamis (28/5/2020).
“Lihatlah keputusan yang dibuat di Spanyol dan Inggris. Kedua negara sepakbola utama ini merencanakan dimulainya kembali kompetisi, tetapi mereka telah memutuskan untuk tidak melanjutkan kejuaraan perempuan, yang menghasilkan pendapatan jauh lebih sedikit. Itu mengatakan segalanya,” pungkasnya.
(Ramdani Bur)