ROMA – Presiden Federasi Sepakbola Italia (FIGC), Gabriel Gravina, membuka kemungkinan untuk tak menggelar pertandingan sisa Liga Italia 2019-2020 di kawasan Italia Utara. Sebab, Italia Utara jadi wilayah yang paling parah terpapar virus corona.
Saat ini posisi tiga besar wilayah di Italia yang paling terpapar virus corona berasal dari Italia Utara. Dari total 162.488 kasus positif virus corona di Italia hingga 14 April 2020, 61.326 kasus di antaranya berasal dari Lombardy (Italia Utara).
(Laga Juventus vs Inter yang digelar tanpa penonton)
Kemudian menyusul di posisi dua ada Emmilia Romagna (20.752) dan Piedmont (17.690) di posisi tiga yang juga berasal dari Italia Utara. Jika pernyataan Gravina benar adanya, klub-klub mapan Italia seperti Juventus, Inter Milan dan AC Milan tak bisa menggelar laga kandang di sisa Liga Italia 2019-2020.
BACA JUGA: Presiden FIGC: Liga Italia 2019-2020 Mesti Diselesaikan
Sekadar informasi, Milan dan Inter berasal dari kawasan Lombardy, sedangkan Juventus dari Piedmont. Meski bakal mencoret wilayah Italia Utara, Gravina menegaskan takkan menggelar semua pertandingan sisa Liga Italia 2019-2020 di Kota Roma.
Sebelumnya, ada rumor yang mengatakan Roma bakal jadi kota tuan rumah sisa Liga Italia 2019-2020. Sekadar informasi, Roma yang berada di Italia Selatan menjadi daerah yang warganya paling minim terinfeksi virus corona.
“Sisa Liga Italia 2019-2020 takkan digelar di Italia Utara merupakan hal yang mungkin terjadi. Namun, jika hanya digelar di satu kota (Roma), takkan terjadi. Sebab, tidak mungkin kami menggelar 10 pertandingan dalam satu pekan hanya di satu stadion saja,” kata Gravina mengutip dari Football Italia, Rabu (15/4/2020).
Kabarnya, klub-klub Liga Italia 2019-2020 diizinkan kembali menggelar latihan pada 4 Mei 2020, atau satu hari setelah pemerintah Italia mencabut status lockdown. Kemudian, sisa 12 pekan Liga Italia 2019-2020 akan diselesaikan dari 31 Mei hingga 12 Juli 2020.
(Fetra Hariandja)
