SETELAH ditinggalkan Sir Alex Ferguson di akhir musim 2012-2013, Manchester United kesulitan berprestasi, baik di kompetisi domestik maupun Eropa. Prestasi terbaik Man United hanyalah memenangi trofi Piala FA 2015-2016, serta Piala Liga Inggris dan Liga Eropa 2016-2017.
Bagaimana dengan kiprah Man United di Liga Inggris dan Liga Champions? Pencapaian terbaik di Liga Inggris ialah finis di posisi empat pada 2014-2015. Sementara di Liga Champions, langkah paling jauh ialah menyentuh fase 16 besar pada 2013-2014 dan 2017-2018.
Kegagalan Man United berprestasi setelah ditinggal Fergie –sapaan akrab Ferguson– bisa dibilang salah satu alasannya karena mereka mendatangkan pemain yang tak tepat sasaran. Siapa saja?
Berikut 5 pembelian terburuk Man United setelah era Ferguson, mengutip dari Sportskeeda:
5. Morgan Schneiderlin
(Foto: AFP/Stephane Brashear)
Semenjak Southampton mentas di Liga Inggris 2013-2014, nama Schneiderlin jadi salah satu yang menarik perhatian. Gelandang berpaspor Prancis itu bisa dibilang salah satu gelandang terbaik di Liga Inggris dalam kurun 2013-2015. Alhasil pada musim panas 2015, gelandang berpaspor Prancis itu diboyong Man United seharga Rp588 miliar.
Namun, selama 18 bulan membela Man United, Schneiderlin gagal mengemulasi performa layaknya saat berseragam The Saints –julukan Southampton. Dari 47 pertandingan, Schneiderlin hanya mengemas satu gol dan satu assist. Pada musim dingin 2017, gelandang berusia 28 tahun itu pun dilego ke Everton.
4. Bastian Schweinsteiger
(Foto: AFP/Ben Stansall)
Tak ada yang meragukan kualitas Schweini –sapaan akrab Schweinsteiger– saat didaratkan Man United dari Bayern Munich pada musim panas 2015. Selama membela Bayern, suami dari mantan petenis Ana Ivanovic itu meraih delapan gelar Liga Jerman dan satu trofi Liga Champions. Ia juga menyabet trofi Piala Dunia 2014 bersama Timnas Jerman.
Namun, kesuksesan itu seakan hilang berbekas selama membela Man United (2015-2017). Dalam periode itu, Schweini hanya mencetak dua gol dan tiga assist dari 35 penampilan. Ia pun dilepas secara gratis ke kontestan Major League Soccer, Chicago Fire, pada Maret 2017.
3. Memphis Depay
(Foto: Oli Scarff/AFP)
Nama Depay menggeliat bersama Timnas Belanda di Piala Dunia 2014. Ia mencetak dua gol di dua laga Fase Grup. Saat itu usia Depay baru menginjak 20 tahun. Kehebatan itu dilanjutkan Depay pada 2014-2015 bersama PSV Eindhoven. Selain membawa PSV juara Liga Belanda, Depay pun keluar sebagai top skor dengan koleksi 22 gol.
Alhasil pada musim panas 2015, Depay diboyong Man United seharga 34 juta euro atau sekira Rp571 miliar. Namun, ia gagal total bersama Man United. Selama 18 bulan membela Man United, Depay hanya mencetak tujuh gol dari 53 penampilan. Pada musim dingin 2017, Depay dilego ke Olympique Lyon.
2. Angel Di Maria
(Foto: The Guardian)
Setelah sukses besar bersama Real Madrid, Di Maria memutuskan melanjutkan karier bareng Manchester United di musim 2014-2015. Demi mendatangkan Di Maria, Man United memecahkan rekor transfer di Inggris dengan mengeluarkan 59,7 juta pounds atau sekira Rp1,13 triliun.
Namun, harga mahal tak menjamin seorang pemain akan sukses. Di Maria hanya mencetak empat gol dari 32 penampilan di sepanjag musim 2014-2015. Disinyalir, bobroknya performa Di Maria karena winger berpaspor Argentina itu tak betah dengan kondisi cuaca Kota Manchester yang sering diguyur hujan. Hanya bertahan satu musim, Di Maria pun dilego ke PSG pada musim panas 2015.
1. Henrikh Mkhitaryan
(Foto: AFP/Oli Scarff)
Di musim pertama membela Man United pada 2016-2017, Mhiki –sapaan akrab Mkhitaryan– tampil lumayan dengan koleksi 11 gol dan lima assist dari 41 penampilan di semua kompetisi. Alhasil, harga 37,8 juta pounds atau setara Rp720 miliar yang dikeluarkan Man United untuk mengangkut Mhiki dari Dortmund seakan tak terasa.
Pada musim keduanya yakni 2017-2018, Mhiki diyakini lebih bersinar. Sebab di tiga laga awal Liga Inggris 2017-2018, ia sanggup mengemas lima assist. Namun setelah itu, ia gagal menjaga performanya. Ia pun lebih sering duduk di bangku cadangan, hingga akhirnya dijadikan alat barter Alexis Sanchez pada bursa transfer musim dingin 2018.