TURIN – Jelang musim kompetisi 2017-2018 bergulir, Juventus jelas menjadi sorotan utama dunia. Bukan tanpa alasan, pasalnya setelah enam tahun berturut-turut selalu menjadi juara Liga Italia, kini klub berjuluk La Vecchia Signora itu akan kembali diuji kematangannya.
Memang tidak dapat dimungkiri bahwa dalam beberapa tahun terakhir, Juventus menjelma menjadi tim yang tak tertandingi di Liga Italia. Selain ditukangi oleh pelatih-pelatih jempolan seperti Antonio Conte dan Massimiliano Allegri, klub yang bermarkas di Allianz Stadium itu juga dihuni oleh para pemain bintang dunia.
Bila menilik musim lalu, skuad Juventus dapat dikatakan sempurna. Mereka memiliki proporsi pemain yang luar biasa di masing-masing lini. Di sektor penjaga gawang, Juventus memiliki Gianluigi Buffon yang berpredikat sebagai salah satu penjaga gawang terbaik dunia, sekaligus kapten Timnas Italia.
Di lini pertahanan, Juventus memiliki pertahanan solid ala Italia yang dihuni oleh Leonardo Bonucci, Andrea Barzagli, dan Giorgio Chiellini. Sektor bek sayap diisi oleh duo Brasil, yakni Alex Sandro dan Dani Alves. Lini tengah mencerminkan gaya permainan Eropa dalam diri Miralem Pjanic dan Sami Khedira. Sedangkan sektor penyerangan memiliki ketajaman latin yang ditunjukkan oleh Paulo Dybala dan Gonzalo Higuain. Maka tak ayal dengan komposisi mumpuni semacam itu Juventus mampu meraih gelar jura Liga Italia dan Coppa Italia, serta mencapai babak final Liga Champions.
Kendati demikian, saat ini berbeda dengan musim lalu. BIla pada musim lalu ,Juventus lebih mengandalkan para pemain berpengalaman seperti yang disebutkan di atas, maka kini klub arahan Allegri itu akan lebih mengandalkan para pemain muda mereka.
Ditinggal Pemain Bintang
Selain usia para pemain bintang yang sudah semakin menua, tidak bisa dimungkiri bahwa salah satu alasan utama Juventus mulai mengandalkan pemain muda lantaran mereka ditinggal oleh beberapa pemain kuni di musim lalu.
Sebut saja nama Leonardo Bonucci dan Dani Alves. Bukan rahasia lagi, bahwa sumbangsih kedua pemain tersebut sangat besar terhadap Juventus musim lalu. Bonucci merupakan andalan utama Juventus di jantung pertahanan.
Tidak hanya itu, semenjak klub kepunyaan keluarga Agnelli itu ditinggal oleh Andrea Pirlo, Bonucci kerap kali diplot sebagai playmaker dan mengendalikan permainan.
Sedangkan Dani Alves, meski baru satu musim berseragam Putih-Hitam, tetapi bek kawakan asal Brasil itu mampu memberikan kontribusi besar. Tusukan-tusukan yang dilakukan Alves ke lini pertahanan lawan acapkali berbuah gol. Selain itu, umpan-umpan yang disodorkan Alves juga turut memanjakan barisan penyerang Juventus.
Namun sayangnya, baik Bonucci maupun Alves memutuskan hengkang dari Juventus pada bursa transfer musim panas 2017. Bonucci lebih memilih bergabung dengan rival Juventus di Italia, yakni AC Milan, sedangkan Alves terbang menuju Prancis untuk berseragam Paris Saint-Germain.
Mengorbitnya Pemain Muda
Hilangnya dua pilar utama Juventus di musim lalu itu membuat Allegri harus segera menemukan pengganti yang tepat. Namun, hal tersebut nyatanya bukan sebuah hambatan besar. Mantan pelatih Milan itu mengatakan bahwa ia tidak terlalu memusingkan mencari pengganti Bonucci dan lebih memilih menggunakan pemain yang dimilikinya.
“Kami akan bermain dengan empat orang bek musim ini dan mungkin tidak akan mengganti Bonucci. Kami akan bekerja dengan para pemain yang kami miliki, tetapi mungkin akan mendatangkan tambahan bantuan, siapa tahu,” jelas Allegri, mengutip dari Calcio Mercato.
Bila menilik dari skuad yang dimiliki Juventus, maka kemungkinan besar mereka akan mulai memberi porsi bertanding yang cukup besar kepada Daniele Rugani, mengingat usia Barzagli yang sudah 36 tahun. Selain itu, Rugani yang masih berusia 23 tahun juga acapkali menunjukkan performa apik dan menjadi tumpuan di Timnas Italia Junior.
Reuni dengan De Sciglio
Selain akan mulai mengandalkan Rugani, Allegri rupanya juga ingin bereuni dengan mantan anak asuhnya di Milan, yakni Mattia De Sciglio. Bek kanan 24 tahun itu pun diboyong Juventus pada bursa transfer musim panas 2017 ini dengan mahar 12 juta euro.
Keinginan Allegri untuk bereuni dengan De Sciglio bukan tanpa alasan. Kepergian Alves dan sudah tidak mudanya lagi Stephan Lichsteiner, yakni 33 tahun, membuat Allegri harus berusaha mencari penggantinya. Maka tanpa ragu, ia pun mengajukan nama De Sciglio kepada manajemen Juventus untuk direkrut.
Layaknya gayung bersambut, De Sciglio pun menyambut dengan tangan terbuka tawaran tersebut. Hal itu dikarenakan, ia juga sudah tak betah berada di Milan. Pasalnya, sepeninggal Allegri dari Milan, penampilan De Sciglio selalu mengalami penurunan.
Pada masa Allegri mengarsiteki Milan, bek berkebangsaan Italia itu selalu menjadi pilihan utama, penampilannya impresif, dan seringkali De Sciglio digadang-gadang akan menjadi bek masa depan Italia. Namun, seiring waktu berlalu, hal tersebut malah semakin bersimpangan.
Permasalahannya adalah sepeninggal Allegri dari Milan, De Sciglio cukup sering dimainkan di posisi yang bukan menjadi keahliannya, yakni bek kiri. Meski tidak buruk, tetapi penampilan De Sciglio di sisi kiri jauh dari kata impresif. Pemain jebolan akademi Milan itu pun berharap reuninya dengan Allegri di Juventus dapat membuatnya tampil ke performa terbaiknya lagi.
Pertajam Sisi Sayap
Selain De Sciglio, pada bursa transfer musim panas ini, Juventus juga merekrut dua winger dengan kualitas mumpuni. Sebut saja Douglas Costa dari Bayern Munich dan Federico Bernardeshi dari Fiorentina.
Hal tersebut seolah semakin menegaskan bahwa Juventus siap tampil dengan skuad yang lebih muda dan lebih segar, lantaran Costa berada di usia 26 tahun dan Bernardeschi di usia 23 tahun. Dibelinya dua winger tersebut juga semakin memperjelas bahwa musim ini Juventus akan bermain dengan skema 4-2-3-1, di mana sisi sayap akan menjadi tumpuan mereka.
Costa jelas akan ditempatkan sebagai sayap kiri. Winger berkebangsaan Brasil ini memiliki kecepatan di atas rata-rata dan mampu memberikan tusukan-tusukan ke area pertahanan lawan. Sedangkan Bernardeschi akan beroperasi di sayap kanan untuk diisi secara bergantian dengan Juan Cuadrado yang pada bursa transfer musim panas ini dipermanenkan dari Chelsea.
Pada musim lalu, kala Juventus menggunakan formasi 4-2-3-1, posisi sayap kanan hanya diisi oleh Cuadrado. Sedangkan di sektor sayap kiri kerap diisi bergantian oleh Mario Mandzukic dan Stefano Sturaro, di mana kedua pemain tersebut sebenarnya bukan berposisi asli sebagai sayap kiri. Sedangkan Marko Pjaca yang berposisi asli sebagai sayap kiri malah berkutat dengan cedera.
Kehadiran Costa dan Bernardeschi di sisi sayap diharapkan akan mampu menyuplai bola ke jantung pertahanan lawan, di mana Gonzalo Higuain akan siap merobek jala gawang lawan dengan bola-bola sodoran dari kedua sisi sayap.
Motivasi Khusus
Saat ini Juventus memiliki motivasi berlipat ganda ketimbang musim-musim sebelumnya. Motivasi pertama adalah untuk tetap mempertahankan gelar juara Liga Italia, di mana kini mereka mengincar yang ketujuh secara berturut-turut dan semakin mengukuhkan diri sebagai yang tak tertandingi di daratan Italia.
Motivasi kedua jelas hadir di panggung Liga Champions. Pasalnya dalam tiga tahun terakhir, juara Liga Italia sebanyak 33 kali itu sudah dua kali tampil di laga final Liga Champions, namun belum satu pun meraih trofi tersebut. Terakhir kali Juventus mengangkat trofi si Kuping Besar adalah pada 1996.
Selain untuk membayar kekalahan di final, motivasi Juventus untuk menjuarai Liga Champions juga dilatarbelakangi oleh kapten mereka, Gianluigi Buffon, yang mengindikasikan bahwa musim ini akan menjadi musim terakhirnya berstatus sebagai pemain. Pasalnya, sepanjang kariernya sebagai pemain, Buffon belum pernah satu kali pun memenangkan Liga Champions, jadi musim ini jelas menjadi kesempatan terakhir untuknya melengkapi torehan indah kariernya sebagai pemain.
Prakiraan starting line-up Juventus untuk musim 2017-2018 (4-2-3-1): Gianluigi Buffon: Alex Sandro, Andrea Barzagli, Giorgio Chiellini, Mattia De Sciglio; Miralem Pjanic, Sami Khedira; Douglas Costa, Paulo Dybala, Federico Bernardeschi; Gonzalo Higuain.