SELAIN datangnya Zlatan Ibrahimovic ke Manchester United, sensasi transfer musim panas kali ini tentu mengarah pada transfer fenomenal Paul Pogba yang (kembali) menuju Old Trafford. Pogba is back!
Setelah sempat terbuang dari skuad Man United yang kala itu masih diasuh Sir Alex Ferguson, Pogba pun merantau ke Serie A bersama Juventus.
Siapa sangka, Pogba yang di Man United tak mendapat tempat di skuad Sir Alex, justru jadi pilar andalan Bianconeri (julukan Juventus) yang kemudian, banyak menarik perhatian klub-klub besar Eropa lainnya.
Singkat cerita, akhirnya gelandang berpaspor Prancis itu kembali ke Man United yang kali ini, dibesut pelatih anyar nan nyentrik, José Mourinho. Nilai transfernya tak main-main. Mencapai 110 juta euro (sekira Rp1,7 triliun), sebagiamana dilansir Goal.
Tentu tidak hanya Pogba yang mengecap keuntungan nilai transfer ini. Jelas sang “super agen”, Mino Raiola, turut ‘kecipratan’. Agen yang punya klien sejumlah pemain bintang ini, tak kecil perannya di balik layar dalam upaya Man United “memulangkan” Pogba dari Turin.
Oleh karenanya, sejumlah sumber menyebutkan bahwa dari nilai transfer selangit Pogba itu, Raiola dikatakan mendapatkan 20 persen dari nilai transfer di atas.
Tapi mungkin jika Sir Alex yang kembali melatih Red Devils menggantikan Louis van Gaal dan bukannya Mourinho, bisa jadi Pogba takkan kembali ke Theatre of Dreams musim ini. Pasalnya, ibaratnya sampai mati pun Sir Alex takkan mau berurusan lagi dengan agen Italia bertubuh tambun kelahiran Noceria Inferiore, 48 tahun silam itu.
Sekilas mengenai sang super agen, Raiola semasa meniti kariernya sebagai agen, sangat terinspirasi dengan karakter yang dimainkan aktor Hollywood, Tom Cruise sebagai agen pemain bernama Jerry Maguire.
Raiola acap membandingkan keadaannya dengan Maguire, di mana dia acap sesumbar bahwa inti dari hubungannya dengan klien bukan sekadar didasari uang, tapi juga cinta.
Tak heran, Raiola yang kemudian mendirikan sebuah firma akuntansi, menamakannya serupa dengan tokoh agen fiksi itu, “Maguire Tax & Legal”. Meski lahir di Italia, Raiola besar di Haarlem, Belanda karena ikut orangtuanya yang beremigrasi ke Negeri Tulip itu.
Di Belanda, Raiola bahkan turut membawa para speler (pemain) lokal Belanda untuk mengembangkan kariernya ke Serie A Italia yang di era 1980an, sedang jaya-jayanya. Sejumlah pemain, sebut saja Dennis Bergkamp dan Wim Jonk yang meretas kariernya dari Belanda ke Italia bersama Inter Milan.
Sementara soal gonjang-ganjing yang tercipta dengan Sir Alex, tak lepas dari saat nakhoda legendaris Man United asal Skotlandia itu, ingin mempertahankan Pogba pada 2012. Namun Sir Alex merasa Raiola sudah “mencuci otak” Pogba untuk pergi dari Old Trafford.
Selain menyatakan Pogba tak menghormati klub karena pada akhirnya enggan menandatangani kontrak baru, Sir Alex juga mencecar kata-kata tak menyenangkan terhadap Raiola yang disebutnya sebagai sosok yang tak pernah dia percayai sejak pertama kali bertemu.
Sir Alex menambahkan bahwa Raiola, adalah satu dari dua agen sepakbola yang dibencinya. Hubungan antara dia dan Raiola bak air dan minyak yang tak pernah bisa jadi satu. Sebuah pernyataan tambahan yang dituliskan di biografi Sir Alex bertajuk ‘Leading’.
Adapun Raiola terhadap “serangan” verbal Sir Alex, memilih tak ikut menanggapinya dengan berapi-api. Raiola mengaku bahwa dia tak pernah jadi arsitek transfer pemain, melainkan hanya sekadar memfasilitasi.
Soal kepergian Pogba dari Man United ke Juve pada 2012, Raiola mengklaim dia melakukannya demi kepentingan karier Pogba. Sedangkan soal kecaman Sir Alex, Raiola sedikit mencibir bahwa sang pelatih, hanya menyukai sosok yang ‘manut’ terhadap kemauannya sendiri.