LONDON – Penyesalan selalu datang belakangan. Andai Harry Redknapp lebih percaya koleganya ketimbang penilaian mantan scout di jajaran stafnya, mungkin bukan Liverpool yang mendapati berkah penampilan gemilang Luis Suárez, melainkan Tottenham Hotspur.
Terlepas dari sejumlah ulah kontroversialnya, Suárez tetap mendapat pengakuan akan kualitasnya. Suárez sendiri kini melebarkan sayapnya ke La Liga bersama Barcelona, setelah terbilang sukses dengan takaran individual di Anfield.
Redknapp merupakan salah satu pelatih pertama yang terkesan akan potensinya beberapa tahun silam, ketika El Pistolero masih meniti karier di Ajax Amsterdam. Kolega Redknapp yang juga legenda Belanda, Ruud Gullit, sempat menyarankan untuk memboyongnya.
Akan tetapi, pada akhirnya Redknapp justru lebih percaya pada para scout Spurs, yang malah tak mengusulkan untuk menggaet Suarez dari Amsterdam Arena. Kini Suárez dianggap salah satu bomber terbaik dan Redknapp pun tenggelam dalam penyesalan.
“Salah satu penyesalan terbesar dalam kehidupan manajemen (kepelatihan) saya adalah, tidak memboyong Luis Suárez ke Tottenham, ketika kami punya kesempatan,” kenang Redknapp yang tertuang dalam biografi barunya, A Man Walks On To a Pitch.
“’Anda harus membawanya (ke Spurs), Harry,’begitu kata Ruud Gullit kepada saya. ‘Dia fantastis’. Akan tetapi para scout kami melaporkan bahwa posisinya lebih melebar dari penyerang biasa. Posisi di mana kami saat itu tengah sangat membutuhkan penyerang sentral,” lanjutnya.
Faktor lain yang menyebabkan para scout Spurs itu kian mundur dari ketertarikan pada Suárez, adalah soal banderol. Akhirnya pada 2011 silam, adalah The Reds yang akhirnya membawanya ke Liga Inggris dengan mahar yang lumayan tinggi, 22,8 juta pounds.
“Tepat ketika saya akan menarik diri dari ketertarikan itu, harganya melonjak. Pada akhirnya, dia dijual seharga 22,8 juta pounds ke Liverpool. Kami sendiri takkan mau membayar setinggi itu,” tuntas pelatih gaek yang kini menangani Queens Park Rangers itu.
(Randy Wirayudha)
