MANCHESTER – Meski kesal dengan sejumlah keputusan wasit yang dianggap kontroversial dan merugikan Manchester City, sang pelatih Roberto Mancini mengaku terpaksa memakluminya. Terlebih wasit hanya manusia yang menjunjung beban berat.
Terlebih jika memimpin partai-partai besar di mana permainannya sengit di tengah jadwal yang ketat. Tentu wasit yang terlalu sering turun ke lapangan akan kelelahan dan akhirnya tak luput dari beberapa keputusan yang berbau blunder.
Mancio – sapaan Mancini, merasakannya sendiri, ketika City gagal ke final Carling Cup, usai kalah agregat dari Liverpool. Di leg kedua, The Citizens sempat unggul lebih dulu. Tapi keputusan wasit yang memberi hadiah penalti untuk Liverpool di menit 40, membuat Mancio gusar.
Akhirnya, Mancio terpaksa menerima kegagalan, karena sebelumnya, City kalah 1-2 di kandang sendiri. Setelah lebih tenang usai semi final Carling Cup, pekan lalu, Mancio pun sadar, tak semestinya semua kesalahan dibebankan kepada wasit Phil Dowd, yang memimpin clash City vs Liverpool tersebut.
Pada laga big match di semi final tersebut, Phil Dowd memimpin pertandingan kelimanya dalam 22 hari belakangan. Nah, seperti itulah kesibukan personel-personel korps baju hijau. Di tengah jadwal yang luar biasa ketat, terkadang tak hanya tim-tim yang ‘keteteran’, tapi juga sang pengadil.
“Menurut saya, memimpin banyak pertandingan adalah hal yang berat untuk mereka. Para wasit yang ada pastinya terkadang merasa kelelahan, terlebih memimpin pertandingan di dua atau tiga hari sekali. Wasit sama saja halnya seperti saya, dan para pemain. Mereka bisa kelelahan dan jemu di suatu waktu,” jelas Mancio.
“Di semi final Piala Liga, kami mencetak dua gol. Ternyata dua gol itu tak cukup mengantarkan kami ke final,” tambahnya, sebagaimana dilansir IOL Sport, Senin (30/1/2012).
“Kami kemasukan dua gol juga. Salah satunya dari titik penalti dan penalti itu saya yakini merupakan kesalahan wasit,” tutup mantan pelatih Inter Milan dan Lazio tersebut.
(Randy Wirayudha)