“Target itu karena pelatih yakin emas,” ujar Amali.

Pernyataan itu justru memantik kritik. Bila target ditetapkan hanya dengan mengikuti optimisme pelatih, tanpa tinjauan soal kesiapan tim maka target tersebut tanpa dasar perencanaan yang matang.
Publik jadi bertanya-tanya. Sebetulnya, di mana peran penanggung jawab dalam menguji dan mengoreksi target sebelum diumumkan ke masyarakat pada pencinta sepakbola?
Yang pasti, Timnas Indonesia U-22 kini gagal total mewujudkan target meraih perak yang dibebankan oleh Kemenpora RI. Jangankan medali, lolos dari fase grup saja tidak.
(Wikanto Arungbudoyo)