Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Pemain Keturunan Indonesia Gabriel Han Willhoft-King Bosan di Manchester City U-21, Pilih Pensiun sebagai Pesepakbola

Rivan Nasri Rachman , Jurnalis-Kamis, 20 November 2025 |09:28 WIB
Pemain Keturunan Indonesia Gabriel Han Willhoft-King Bosan di Manchester City U-21, Pilih Pensiun sebagai Pesepakbola
Pemain Keturunan Indonesia, Gabriel Han Willhoft-King. (Foto: The Guardian)
A
A
A

MANCHESTER – Keputusan mengejutkan datang dari salah satu talenta muda berbakat yang memiliki darah Indonesia, Gabriel Han Willhoft-King. Pemain yang pernah dilabeli sebagai prospek paling menjanjikan di Tottenham Hotspur ini memilih untuk menolak tawaran perpanjangan kontrak dari Manchester City dan meninggalkan jalur sepak bola profesional.

Gabriel Han Willhoft-King kini memilih fokus pada pendidikan di Universitas Oxford, mengungkapkan bahwa lingkungan sepak bola membuatnya merasa bosan dan kurang terstimulasi secara intelektual.

1.  Dari Tottenham ke Godaan MLS dan Keputusan Gabung Man City

Gabriel Han Willhoft-King, yang pada September 2022 disebut oleh media asal Inggris, The Guardian sebagai scholar tahun pertama paling menjanjikan di Spurs, awalnya melihat Amerika Serikat sebagai solusi untuk menggabungkan pendidikan dan mimpi profesional. Saat merasa tidak nyaman di Tottenham, agensi yang membantunya menawarkan kesempatan beasiswa olahraga di AS. UCLA dan Harvard menunjukkan minat yang besar, dengan harapan ia bisa berakhir sebagai MLS Draft Pick.

Willhoft-King sempat menolak tawaran kontrak dari Spurs dan menerima tempat di UCLA untuk mulai kuliah pada Januari 2025. Namun, dua kejadian tak terduga mengubah jalannya. Pertama, ia menandatangani kontrak enam bulan dengan FC Cincinnati 2 (MLS Next Pro) sebagai transisi menuju UCLA, tetapi hanya bertahan beberapa minggu. Kedua, datang tawaran kontrak dari Manchester City selama satu tahun dengan opsi perpanjangan tahun kedua, sebuah tawaran yang tak bisa ia tolak.

Gabriel Han Wilhoft-King kini menempuh jalur akademik Andi Olmos The Guardian
Gabriel Han Wilhoft-King kini menempuh jalur akademik Andi Olmos The Guardian

"Pada saat itu, rencana saya masih ingin menjadi pemain profesional dan saya merasa akan selalu menyesal jika tidak bergabung dengan Man City," ujar Gabriel Han Willhoft-King, dikutip dari The Guardian, Kamis (20/11/2025).

"Saya akan selalu bertanya: 'Bagaimana jika saya mengambil kesempatan itu?' Sekarang saya sudah mencoba dan saya bisa menjauh dari sepak bola dengan tahu saya sudah memberikan yang terbaik. Itu jauh lebih melegakan bagi saya,” tambahnya.

2. Dari Starstruck Jadi Disorientasi di Sesi Latihan Elite

Pengalaman Willhoft-King di Manchester City, meski singkat, memberinya pandangan langsung terhadap level elite. Ia sempat merasa kagum (starstruck) ketika ia dan rekan-rekan U-21 dipanggil Pep Guardiola untuk sesi latihan tim utama, yang biasanya meniru pola pressing lawan yang akan dihadapi.

"Tottenham adalah tim yang bagus, tetapi Man City adalah level yang berbeda. (Kevin) De Bruyne, (Erling) Haaland... mereka adalah pemain terbaik di dunia. Namun, Anda juga menyadari bahwa mereka adalah orang normal. Mereka bercanda, mereka saling menegur jika membuat kesalahan. Dan melihat Pep... dia sangat, sangat bersemangat. Energi yang dia bawa, gerakan tangan, menaikkan suaranya. Itu sungguh luar biasa,” sambung Willhoft-King.

 

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita bola lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement