"Jika FAM benar-benar percaya ini adalah sabotase, maka biarkan semua peluru itu ditembakkan. Paparkan detail dan pamerkan dokumen dari pemain kami dan biarlah publik menekan FIFA," ujar Keesh di akun X (twitter) pribadinya, dikutip Minggu, (28/9/2025).
Sikap ini menyoroti praktik yang selama ini diterapkan oleh negara seperti Indonesia. Di Indonesia, proses naturalisasi harus melalui sidang parlemen (DPR RI), di mana garis keturunan dan dokumen pendukung dipaparkan secara sah untuk mendapatkan paspor kewarganegaraan tunggal.
Kini, nasib tujuh pemain tersebut dan kredibilitas FAM berada di ujung tanduk, menunggu hasil banding dan kejelasan dari dokumen yang dipersoalkan FIFA.
(Rivan Nasri Rachman)