SEBANYAK 5 pemain keturunan yang sempat membela Timnas Indonesia tapi gagal dinaturalisasi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) akan diulas Okezone. Dalam lima tahun terakhir, PSSI getol menaturalisasi pemain-pemain berdarah Indonesia.
Langkah ini diambil sebagai akselerasi peningkatan prestasi Timnas Indonesia. Dalam praktiknya, PSSI juga melakukan seleksi pemain keturunan. Beberapa pemain harus menjalani seleksi terlebih dulu sebelum lanjut ke proses naturalisasi.
Dalam proses seleksi ini ada beberapa pemain yang gagal ke tahap selanjutnya. Ada yang karena kualitasnya tidak sesuai harapan, ada juga efek terkendala administrasi. Lantas, siapa saja pemain yang dimaksud?
Berikut 5 pemain keturunan yang sempat membela Timnas Indonesia tapi gagal dinaturalisasi:
Mauresmo Hinoke sempat membela Timnas Indonesia U-20 di beberapa laga Toulon Cup 2024 yang digelar di Prancis. Aksi individu Mauresmo Hinoke begitu menggoda, termasuk mencetak gol saat Timnas Indonesia U-20 kalah 1-4 dari Timnas Jepang U-20.
Pelatih Timnas Indonesia U-20 saat itu Indra Sjafri sejatinya tertarik kepada bakat Mauresmo Hinoke. Sayangnya, darah Indonesia yang dimiliki Mauresmo Hinoke berasal dari sang buyut.
Sementara itu, syarat untuk dinaturalisasi atau berpindah federasi adalah memiliki darah Indonesia maksimal dari sang kakek atau nenek. Situasi di atas tentu sangat disayangkan mengingat bakat besar yang dimiliki Hinoke. Saat ini, Hinoke yang berusia 20 tahun membela klub Liga 2 Belanda, Top Oss.
Berbeda dengan Mauresmo Hinoke, Sem Yvel yang juga turun di Toulon Cup 2024 gagal dinaturalisasi karena tidak mendapat rekomendasi dari pelatih Timnas Indonesia U-20 pada 2024, Indra Sjafri. Saat itu, Indra Sjafri lebih memilih memproses naturalisasi Tim Geypens (fullback kiri), Dion Markx (bek tengah) dan Mauresmo Hinoke (penyerang).
Namun, Hinoke juga batal dinaturalisasi karena terkendala administrasi. Bagaimana dengan nasib Sem Yvel? Gelandang 184 sentimeter ini berstatus tanpa klub setelah dilepas NAC Breda U-21 pada musim panas 2025.
"Saya ada merekomendasikan posisi depan satu, center back satu, dan kalau enggak salah bek kiri satu. Saya sudah bicarakan itu dengan PSSI," kata Indra Sjafri di Jakarta pada Senin, 1 Juli 2024.
Medio November 2022, Timnas Indonesia U-20 menjalani pemusatan latihan di Spanyol sebagai persiapan tampil di Piala Dunia U-20 2023. Saat itu, pelatih Timnas Indonesia U-20 Shin Tae-yong menyeleksi dua nama baru di posisi penyerang, yakni Rafael Struick dan Zico Soree.
Keduanya tampil sebagai starter saat Timnas Indonesia U-20 kalah 1-2 dari Slovakia U-20. Rafael Struick mencetak satu gol di laga tersebut sehingga menarik perhatian Shin Tae-yong. Sementara Zico Soree yang saat ini bermain bersama klub Liga 4 Belanda DVS 33 dicoret karena kalah saing.
Luah Mahessa sempat mengikuti seleksi Timnas Indonesia U-19 di Kroasia pada Oktober 2020. Namun, gelandang yang kini membela klub kasta kelima Jerman Hennef 05 ini gagal menarik hati pelatih Timnas Indonesia U-19 saat itu, Shin Tae-yong.
Bersaman dengan Luah, ada juga Kelana Mahessa yang mengikuti seleksi Timnas Indonesia U-19 di Kroasia. Kelana dan Luah merupakan pesepakbola keturunan Indonesia-Jerman. Ia memiliki darah Indonesia dari sang ayah, Rully Mahesa, yang berasal dari Sukabumi, Jawa Barat.
Meski langsung tampil sebagai starter saat Timnas Indonesia U-19 menantang Hajdul Split, Kelana Mahessa yang bermain sebagai gelandang gagal menarik perhatian Shin Tae-yong. Seperti Luah, Kelana Mahessa kini membela klub kasta kelima Jerman, Siegburger SV.
(Ramdani Bur)