STADION yang pernah jadi markas Persib Bandung, yakni Stadion si Jalak Harupat, dilirik klub Liga 1 dan 2 untuk jadi home base, Salah satu yang tengah menjajaki kemungkinan tersebut adalah klub Liga 1, yakni PSBS Biak.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Bandung, Erwin Rinaldi, membenarkan hal tersebut. Dia mengatakan adanya komunikasi awal dari pihak klub tersebut.
“Yang baru menjajaki itu klub Liga 1, dari Biak. Itu baru penjajakan, kita nanti diskusikan lagi teknis pelaksanaannya seperti apa,” ujar Erwin saat dikonfirmasi, Senin 30 Juni 2025.
Menurut Erwin, surat resmi dari PSBS Biak sudah masuk. Bahkan, perwakilannya telah datang langsung ke Stadion Si Jalak Harupat untuk melihat situasi stadion.
Meski begitu, ia menyebut masih ada beberapa kendala yang harus dibenahi. Hal ini khususnya berkaitan dengan fasilitas latihan.
“Cuma memang di (Stadion Si) Jalak (Harupat) ini kekurangan tempat latihan. Dulu waktu Piala Dunia (U-17), PSSI menyebut lapangan sintetik bisa dipakai latihan. Tapi ternyata enggak bisa, malah tidak jadi dipakai. Jadi kita harus bangun lagi lapangan latihan,” ungkapnya.
Selain hanya PSBS Biak, sejumlah klub lain juga disebut berpotensi menggunakan stadion berkapasitas 27 ribu penonton itu. PSKC Cimahi misalnya, menurut Erwin, sempat muncul dalam diskusi internal, meski belum mengajukan surat resmi.
“Kalau kemarin kan PSKC Cimahi, mungkin akan di sini. Tapi belum ada surat, nanti mungkin berkala,” kata dia.
Sementara itu, klub Liga 2 asal Kabupaten Bandung, Persikab, disebut masih memiliki peluang besar untuk terus bermarkas di Stadion Si Jalak Harupat. Namun, Erwin menyebut hal itu perlu dikonfirmasi lebih lanjut ke pihak klub.
“Nah Persikab mungkin kita harus tanyakan dulu ke manajemen klubnya. Kalau soal tempat sih sangat memungkinkan,” ujarnya.
Erwin berharap Persikab bisa terus berkembang. Apalagi, status klub saat ini berada di luar kendali pemerintah daerah.
“Justru ini kita buat supaya Persikab bisa berkembang. Kita harapkan bisa lebih maju lagi, dengan kepengurusan atau pengelolaan baru. Karena sekarang kan sudah masuk ke profesional, sudah di luar pemerintahan. Nah mungkin itu yang harus dibenahi secara organisasi dulu,” pungkasnya.
(Djanti Virantika)