"Tapi FIFA juga memberikan ruang alternatif, boleh saja 15 persen itu diberikan tapi kepada komunitas antidiskrimnasi atau komunitas khusus seperti keluarga, pelajar, atau perempuan,” urai Arya.
“Mereka harus memang spanduk antidiskriminasi. Jadi, kemudian, FIFA juga meminta pada PSSI untuk membikin planning rencana komprehensif melawan tindakan diskriminasi di sepak bola Indonesia," imbuhnya.
"Ini adalah hal yang berat yang kami terima karena FIFA itu memiliki prinsip, kesetaraan, kemanusiaan, dan saling menghargai jadi tidak boleh ada hate speech, ujaran kebencian, tidak boleh ada rasisme, xenophobia dan lain-lain,” ungkap Arya.
“Ini merugikan kita semua. Kita harus tanggung bersama semua. Ke depan kami harus lakukan langkah literasi dan pendidikan agar tidak melakukan hal-hal diskriminasi," tandasnya.
(Wikanto Arungbudoyo)