"Kalau melawan Australia kita terlalu berani (ke depan semua) high press, dan kemudian struktur pertahanan tidak diperhatikan antisipasi counter attack lawan," urai RD.
Sementara ketika melawan Bahrain, para pemain lebih bijak dengan menunggu di sepertiga lapangan tengah. Kali ini, Jay Idzes dan kawan-kawan justru balik menjebak lawan.
"Sekaligus pemain depan menunggu tidak lagi di-high press dia turun hilang bola dia drop back sampai middle trap,” terang RD.
“Di sepertiga tengah kita bikin jebakan, kita bikin pressing kemudian counter dan itu yang terjadi," tandasnya.
(Wikanto Arungbudoyo)