KISAH Ragnar Oratmangoen sebagai salah satu winger andalan Timnas Indonesia menarik diulas. Ragnar Oratmangoen bisa dinaturalisasi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) karena memiliki darah Indonesia dari kakeknya yang berasal dari Kepulauan Tanimbar, Maluku.
Kemudian, ayahnya yang bernama Philip Oratmangoen menikah dengan wanita asli Belanda bernama Maya Timmers. Sekarang, Ragnar Oratmangoen tumbuh sebagai pesepakbola jempolan. Sempat membela beberapa klub Eredivisie, Ragnar Oratmangoen kini eksis bersama klub kasta teratas Liga Belgia, FCV Dender. Ragnar Oratmangoen telah mencetak satu gol dalam 11 pertandingan di Liga 1 Belgia 2024-2025.
(Ragnar Oratmangoen berjuang beradaptasi di FCV Dender)
Kabar yang cukup mengejutkan datang dari salah satu media Belgia, GVA. Kepada GVA, Ragnar Oratmangoen bercerita tentang kesulitan yang dialaminya selama membela FCV Dender dan Timnas Indonesia.
Bahkan pelatih FCV Dender, Vincent Euvrard, juga membahas masalah Ragnar Oratmangoen, mengingat jadwal padatnya bersama Timnas Indonesia. Sekadar diketahui, Ragnar Oratmangoen sering menghabiskan waktu hingga belasan jam untuk sampai ke Indonesia, maupun saat pulang ke Belgia.
Terkadang Ragnar Oratmangoen kembali ke klub hanya sehari sebelum pertandingan. Ragnar Oratmangoen bahkan tidak menampik perkembangannya di FCV Dender terhambat karena banyaknya pertandingan yang harus ia mainkan bersama Timnas Indonesia.
Menurut pesepakbola 26 tahun ini, ia kesulitan mengembangkan permainan karena banyaknya laga yang dijalani bersama Timnas Indonesia. Meski begitu, Ragnar Oratmangoen mengaku bahwa dirinya tetap merasa terhormat untuk bertugas di Timnas Indonesia.
“Saya akui evolusi saya di Dender agak melambat karena banyaknya pertandingan internasional (bersama Timnas Indonesia). Namun, tidak ada lagi pertandingan internasional dalam 10 kompetisi tersisa,” kata Ragnar Oratmangoen, Okezone mengutip dari GVA.
“Meski begitu, saya suka membela warna negara saya, itu benar-benar suatu kehormatan. Awalnya, pertandingan internasional ada di tangan saya, karena saya membutuhkan ritme yang kompetitif. Kemudian hal itu menjadi kerugian dan membuat saya kehilangan menit bermain di Dender,” lanjut eks pemain Go Ahead Eagles.