SHIN Tae-yong pernah membuang kesempatan mendapatkan jasa kiper jebolan Liga Eredivisie untuk memperkuat Timnas Indonesia. Kiper yang dimaksud adalah Benjamin van Leer.
Nama Benjamin van Leer pertama kali menggema di Indonesia pada 2017. Ia merupakan salah satu pemain yang namanya masuk daftar pemain diaspora Indonesia di luar negeri.
(Benjamin van Leer kenyang pengalaman di Liga Eredivisie)
Bahkan pada 2019, eks kiper Ajax Amsterdam dan PSV Eindhoven U-21 ini dikabarkan sempat masuk radar Persebaya Surabaya, meski akhirnya kabar itu dibantah sang agen.
Memiliki tinggi badan 187 sentimeter, postur tubuh Benjamin van Leer ideal untuk mengawal gawang. Sepanjang kariernya, Benjamin van Leer tercatat 107 kali turun di Eredivisie.
Penampilan terbanyak Benjamin van Leer di Eredivisie tercipta bersama Roda JC, yakni sebanyak 68 kali. Sementara itu, 31 laga lainnya tercipta bersama NAC Breda dan delapan lain bareng Sparta Rotterdam.
Ketika PSSI mulai gencar menaturalisasi pemain keturunan pada 2021, Benjamin van Leer sejatinya bisa saja didekati, mengingat yang bersangkutan memiliki darah Indonesia. Namun, Shin Tae-yong maupun PSSI tidak memantau Benjamin van Leer.
Disinyalir, itu karena Shin Tae-yong sudah membidik kiper yang kini berseragam Inter Milan, Emil Audero. Sayangnya hingga kini, Emil Audero tak kunjung bersedia dinaturalisasi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).
(Emil Audero (kanan) tak kunjung mau memperkuat Timnas Indonesia)
Di tengah rumitnya proses naturalisasi Maarten Paes, apakah ini waktu yang tepat bagi PSSI untuk memproses Benjamin van Leer? Jawabannya tentu tidak.
Sebab, pada Juni 2022 atau di usia 30 tahun, Benjamin van Leer memutuskan pensiun. Cedera disinyalir menjadi penyebab Benjamin van Leer pensiun dini untuk ukuran penjaga gawang.
Sekarang harapannya proses naturalisasi Maarten Paes berjalan lancar. Sebab, Timnas Indonesia membutuhkan penjaga gawang jempolan saat bertemu Irak dan Filipina pada 6 dan 11 Juni 2024.
(Ramdani Bur)