JAKARTA - Presiden RI Joko Widodo mengapresiasi langkah PSSI, Polri, dan Satgas Anti Mafia Bola yang menangkap Vigit Waluyo sebagai tersangka kasus dugaan pengaturan skor atau match fixing. Kepala Negara berharap langkah itu terus dilanjutkan.
"Kita kan sudah sejak 2015 saya sampaikan mengenai pentingnya sepakbola itu bersih dari judi, bersih, dari mafia bola," kata Jokowi dalam keterangannya yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (14/12/2023).
"Sehingga kemarin di pas ditangkap oleh Polri, yang berkaitan dengan bola dan judi online saya kira ini sangat bagus," sambungnya.
Jokowi berharap penyelidikan dan kinerja satgas dalam memberantas mafia sepakbola tidak hanya berhenti sampai di sini. Dia ingin upaya tersebut dilakukan hingga sepakbola Indonesia bersih dari praktik haram.
"Jangan berhenti di sini. Diteruskan sehingga betul-betul bola bersih, permainannya fair itulah nanti yang akan transformasi sepakbola indonesia akan terjadi. Tidak ada pengaturan skor, tidak ada permainan uang di dalam pertandingan, itu yang akan menggerakkan transformasi persepakbolaan Indonesia," tukas Jokowi.
"Kalau ini tidak selesai, jangan berharap sepakbola kita akan naik levelnya, ya. Meskipun sekarang sudah mulai baik," imbuh mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Diberitakan sebelumnya, Satgas Antimafia Bola Polri kembali menangkap Vigit Waluyo sebagai tersangka kasus dugaan pengaturan skor atau match fixing sepakbola Liga 2. Dia sebelumnya pernah ditangkap atas kasus serupa pada 2019. Wakabareskrim Polri selaku
Kepala Satgas Antimafia Bola, Irjen Asep Edi Suheri mengatakan, pihaknya telah menetapkan tujuh orang tersangka lainnya. Tujuh orang tersebut di antaranya empat wasit bernama Khairuddin, Reza Pahlevi, Agung Setiawan, dan Ratawi.
Satu orang asisten manager club bernama Dewanto Rahadmoyo Nugroho, satu orang LO wasit bernama Kartiko Mustikaningtyas, dan satu orang yang berstatus DPO bernama Gregorius Andi Setyo. Mereka ditetapkan sebagai tersangka, bersamaan dengan ditahannya Vigit.
(Wikanto Arungbudoyo)