AHLI pengamat sepakbola asal Australia, Ben Griffis emosi dan menyoroti perlakuan Tokyo Verdy ke Pratama Arhan. Melalui akun twitter (X) pribadi miliknya, @BeGriffis menilai jika Tokyo Verdy telah memperlakukan Pratama Arhan dengan kurang adil.
Pasalnya, Arhan direkrut bukan untuk berkembang sebagai seorang pemain sepakbola melainkan untuk alat marketing saja. Hal itu disampaikan Ben Griffis saat mendengar rumor bahwa pemain andalan Timnas Indonesia itu diminati oleh klub K League 1, Suwon FC. Ben Griffis khawatir jika hal serupa terjadi jika Arhan pindah ke Suwon FC.
“Bagaimana jika Arhan hanya sekedar alat pemasaran seumur hidupnya. Suwon FC selangkah lebih maju dari Verdy. Saya tahu dia punya potensi tapi pada dasarnya dia tidak bermain sepak bola di klub sejak pindah ke Verdy yang 100% akan merugikan perkembangan pemain muda," tulis Ben Griffis pada 26 September 2023 lalu.
Pernyataan Ben Griffis memang bukan tanpa dasar. Pratama Arhan tercatat sangat jarang dimainkan Tokyo Verdy sejak didatangkan pada 2022 lalu.
Pada musim 2022 lalu, Arhan tercatat hanya bermain dalam 1 laga, yakni saat menghadapi Tochigi SC pada 06 Juli 2022. Di laga itu pun Arhan tidak dimainkan sebagai starter. Eks PSIS Semarang itu masuk pada menit ke-29 dan hanya bermain selama 49 menit.

Di musim 2023 ini, menit bermain Arhan sedikit lebih baik. Pemain asal Blora, Jawa Tengah itu bermain sebanyak 2 kali di ajang Emperors Cup, yakni saat melawan Thespakusatsu Gunma dan FC Tokyo. Kemudian di J2 League, dirinya sempat dimasukkan pada 10 menit terakhir pertandingan saat menghadapi Shimizu S-Pulse.
Namun hal itu tidaklah cukup untuk seorang pemain yang didatangkan jauh-jauh sebagai seorang marquee player.
Disaat Arhan kehilangan menit bermain, Tokyo Verdy justru mendapat untung dengan semakin populernya klub ibu kota itu di Indonesia. Contohnya saja di instagram, sebelum kedatangan Arhan, Tokyo Verdy hanya memiliki followers sekitar 30 ribu saja.
Akan tetapi setelah bek kiri berusia 21 tahun itu bergabung dengan tim, jumlah followersnya meroket tajam. Bahkan saat ini telah mencapai angka 470 ribu followers.
Menurut Ben Griffis, sebenarnya tidak masalah jika sebuah klub menjadikan seorang pemain sebagai alat marketing atau pemasaran. Akan tetapi, setiap klub juga harus memikirkan dan membuat pemain yang didatangkan itu bisa berkembang dan mendapat menit bermain yang layak.
“Mengontrak pemain untuk tidak memberinya peluang nyata tetapi hanya untuk keterlibatan pemasaran adalah hal yang buruk. Mendatangkan pemain untuk pengembangan dan prospek sekaligus menjadikannya alat marketing adalah hal yang bagus” tulis Ben Griffis.
“Sepertinya Verdy tidak pernah memberinya kesempatan dan kemudian hanya memasarkannya, itu buruk” sambungnya.
“Saya tidak punya masalah dengan pemain pemasaran yang tidak dapat dipercaya, jika tim juga setidaknya menunjukkan bahwa mereka memberikan peluang kepada pemain, bahkan jika mereka merekrut pemain yang jauh di bawah kualitas awal mereka dengan keinginan untuk mengembangkannya,” tambahnya.

“Verdy tampaknya tidak peduli untuk mengembangkannya dan seluruh liga berusaha sekuat tenaga untuk memasarkannya” tegas Ben Griffis.
Meski jarang dimainkan, namun faktanya Pratama Arhan senantiasa berjuang untuk mendapatkan menit bermain di klub. Terlepas nanti akan pindah ke Suwon FC atau tidak, doa terbaik agar pemain kebanggaan Indonesia itu dapat mendapat banyak kesempatan untuk bermain.
(Rivan Nasri Rachman)