MALANG - Pelatih Arema FC, Fernando Valente, angkat bicara soal Tragedi Kanjuruhan dan dampaknya kepada tim. Ia mengakui perubahan mental dan kondisi fisik tim cukup signifikan efek dari insiden yang terjadi 1 Oktober 2022 itu.
Sebagai informasi, Arema FC memang tidak lagi bisa bermain di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, usai insiden itu. Singo Edan terpaksa menjadi tim musafir dan memilih Stadion Kapten I Wayan Dipta di Gianyar, Bali, sebagai homebase tim.
Valente melihat hal tersebut sebagai tantangan yang tidak mudah. Apalagi, tim harus selalu menempuh perjalanan jauh setiap tujuh hari sekali, terutama saat melakoni laga kandang.
"Masalah yang sangat buruk yang kita alami, jujur itu tidak mudah bagi kita. Itulah kenapa saya membuat setahap demi setahap," ucap Valente, dalam konferensi pers di Stadion Gajayana, Malang, Rabu 23 Agustus 2023.
"Jadi, selalu bepergian perjalanan selama tujuh hari tanpa ada waktu istirahat itu jadi masalah terbesar pada kondisi fisik pemain. Itu berarti pekerjaan saya, ini mulai bekerja tidak dalam waktu tujuh hari," tukas pria berusia 64 tahun itu.
Lebih lanjut, Valente menekankan kepada pemain untuk memberikan usaha maksimal di lapangan. Hal itu sebagai bentuk penghormatan kepada 135 korban jiwa pada Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022.