"Lalu yang paling utama itu, sistem pembelian tiket yang memberatkan. Kita tidak menolak online, karena kita dari musim kemarin sudah online. Hanya sistem pembelian sekarang itu rumit, karena harus lewat aplikasi yang harus diverifikasi. Ada yang verifikasi cepet ada yang lama, dan setelah verifikasi harus membeli tiket secara individu," ujarnya.
Sedangkan, sambungnya, untuk komunitas biasanya pembelian tiket dilakukan secara kolektif karena mereka berangkat berombongan dari luar kota. Terlebih, menurutnya belum ada titik temu dari PT PBB sendiri yang dinilai masih menutup mata atas masalah tersebut.

Selain itu, lanjutnya, aksi tidak menghadiri ke Stadion GBLA juga harus dilakukan hanya untuk menguji kebenaran dari pernyataan PT PBB bahwa pendapatan klub dari tiket komunitas hanya 10 persen.
"Saya mendengar bahwa katanya pendapatan tiket itu paling bawah. Karena yang pertama itu sponsorship, merchandise dan hak siar. Untuk pendapatan tiket itu paling bawah. Bahkan rilis terakhir yang kita lihat itu bahwa pembelian tiket komunitas itu hanya 10 persen. Sehingga kita beranggapan bahwa keberadaan komunitas itu hanya 10 persen dan masih ada 90 persen lagi penonton yang siap ke stadion. Jadi salah satu aksi kita juga, ingin menguji apakah keberadaan kita itu hanya 10 persen atau tidak. Ketika kita menarik diri apakah stadion penuh atau tidak," tuturnya.
Tobias akui sebenarnya tidak mau mengganggu konsentrasi para pemain dengan aksi yang dilakukan. Namun, dia merasa aspirasi harus disampaikan ke PT PBB.
"Kami sangat membuka diri jika manajemen ingin mengadakan dialog. Tapi kita ingin dialognya juga terbuka saja. Bisa disaksikan oleh banyak orang, oleh semua Bobotoh, sehingga tidak ada yang ditutup-tutupi, tukasnya.
"Saat ini kita sepakat untuk, bahasanya bukan boikot tapi menepi sejenak. Kita tidak ke stadion untuk laga kandang. Kita lihat responsnya seperti apa, mungkin jika masih belum ada titik temu, kita masih akan berlanjut lebih lama lagi. Yang tadinya cuman pengen rehat satu pertandingan, bisa jadi 1,2,3 pertandingan seterusnya dan engga tau sampai kapan," pungkasnya.
(Nanda Aria)