Pada tahun 2013, Marcio yang membela Perseman diduga menjual pertandingan tersebut dengan harga Rp 50 juta agar dimenangkan Persepar Palangkaraya. Dan pada akhirnya, Perseman benar-benar kalah dengan skor 4-2 dan Marcio dikeroyok oleh tiga rekannya selepas pertandingan.
Konon, kala itu Marcio terpaksa menerima suap karena masalah finansial. Pasalnya, gaji Marcio kala itu masih ditunggak oleh manajemen Perseman senilai 800 juta rupiah.
Tidak berhenti sampai disitu, beberapa waktu berselang Marcio juga sempat melapor ke pihak kepolisian karena dirinya mendapat pesan singkat yang berisi ancaman pembunuhan. Menurutnya, pesan tersebut dikirimkan oleh salah seorang dari manajer Perseman.
Selepas dari Indonesia, kontroversi Marcio masih terus berlanjut. Pada Juli 2016, Marcio ditahan oleh kepolisian setempat karena menjadi tersangka kasus pengaturan skor. Menurut sebuah laporan, Marcio terlibat dalam sebuah sindikat pengaturan skor yang melibatkan pemain, pelatih, agen hingga presiden klub.
Saat ini Marcio Souza telah memutuskan untuk menetap di Brasil. Diketahui, Marcio menjadi seorang pelatih di tim remaja klub sepakbola gereja setempat. Tidak hanya itu, Marcio juga diketahui menjadi seorang tukang las disana.
Demikianlah kisah Marcio Souza, eks pemain asing Persib Bandung yang pernah terlibat kasus pengaturan skor.
(Rivan Nasri Rachman)