KISAH Zlatan Ibrahimovic, si pesepakbola bengal yang penuh kontroversi akan diulas pada artikel ini. Sang striker asal Swedia telah bertualang di banyak klub top Eropa sepanjang kariernya, termasuk Manchester United dan AC Milan.
Pencinta sepakbola tentu mengenal sosok Zlatan Ibrahimovic. Striker berpostur tinggi besar dengan pembawaan bengal namun mematikan ketika berada di depan gawang.

Zlatan lahir di Rosengard, Malmo pada 3 Oktober 1981. Dirinya lahir dari ayah asal Bosnia bernama Sefik dan juga ibu asal Kroasia bernama Jurka. Kedua orang tuanya kemudian bermigrasi ke Swedia, sehingga Zlatan lahir di Swedia.
Zlatan merupakan pemain berbakat yang hampir mampu menyaingi superioritas Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi. Akan tetapi, berbeda dengan Messi dan Ronaldo yang sukses berkat bakat dan kerja keras, Zlatan adalah pemain yang sukses berkat sikap keras kepala, rasa apriori, dan dendam yang ada pada dalam dirinya.
"Saya maju berkat amarah dan semangat balas dendam sejak saya mulai bermain sepakbola" tuli Zlatan dalam buku otobiografinya.
Pada kenyataannya, Zlatan memang tidak pernah tunduk pada keinginan siapa pun. Di antaranya, Zlatan tidak tunduk pada Arsene Wenger untuk trial di Arsenal, pada Louis Van Gaal saat di Ajax Amsterdam, dan enggan bertahan di Juventus saat klub terkena skandal Calciopoli hingga dihukum degradasi.
Perangai Zlatan yang demikian, tidak lepas dari kehidupan masa kecilnya yang sangat keras. Tempat lahirnya, Rosengard merupakan wilayah yang banyak dihuni oleh imigran. Ibunya bekerja sebagai tukang bersih-bersih, sedangkan ayahnya sibuk menenggak minuman beralkohol.
Oleh sebab itu, Zlatan justru patuh kepada orang-orang dengan kepribadian yang keras seperti Fabio Capello, Luciano Mogi, Jose Mourinho dan Mino Raiola.
Zlatan memulai karier sepakbolanya di usia 8 tahun dan bergabung bersama Malmo FF di usia 15 tahun. Zlatan menandatangani kontrak pertamanya pada 1996 dan berhasil menembus tim senior pada 1999.
Pada 22 Maret 2001, Zlatan mulai mengembangkan sayap dengan bergabung bersama Ajax Amsterdam dengan harga transfer 7,8 juta euro (Rp114,7 miliar). Pada awal kedatangannya, Zlatan cukup kesulitan untuk mendapat menit bermain. Namun setelah Ronald Koeman mengambil alih kursi pelatih, Zlatan mulai mendapat posisi di tim inti dan membawa Ajax menjuarai Liga Belanda musim 2001-2002.

Pada 18 Agustus 2004 di pertandingan internasional antara Swedia menghadapi Belanda, Zlatan membuat rekan setimnya di Ajax, yakni Rafael Van Der Vaart, cedera. Van Der Vaart mengklaim bahwa Zlatan sengaja membuatnya cedera. Hal ini lantas membuatnya dijual ke Juventus pada 2004.
Bersama Juventus, Zlatan menjelma menjadi sosok penting dalam klub. Namun pada 2005-2006 saat Juventus terkena skandal Calciopoli dan harus turun ke kasta kedua Liga Italia, Zlatan akhirnya memutuskan untuk hengkang.
Meski begitu, dengan segala kehebatan dan sikap bengalnya, Zlatan tidak pernah kehabisan klub untuk pelabuhannya. Tercatat, Zlatan pernah berkali-kali hijrah ke klub besar Eropa seperti Inter Milan, Barcelona, AC Milan, Paris Saint-Germain (PSG), hingga Manchester United.
Bersama dua raksasa Milan, Zlatan merupakan sosok penting yang tergantikan. Bahkan saat di PSG, Zlatan bukan hanya sosok penting. Namun dirinya juga menjadi kapten dan juga legenda hingga pada akhir masa baktinya PSG memberi pesta perpisahan yang megah untuk Zlatan.

Setelah dari Paris, Zlatan memilih Manchester United sebagai pelabuhan barunya. Di musim perdananya, Zlatan masih mampu mencetak hingga 17 gol meski gagal membawa setan meraih juara. Sayangnya, badai cedera dan kehadiran Lukaku membuatnya jarang bermain dan berujung hengkang ke LA Galaxy.
Bermain di Amerika Serikat, Zlatan yang sudah mulai menua masih mampu menunjukan kemampuannya yang luar biasa.
Kini di usianya yang telah menginjak 41 tahun, Zlatan masih aktif sebagai pemain AC Milan dengan torehan 1 gol dari 4 pertandingan. Dan jika melihat usianya, sepertinya sang pemain bengal ini akan segera gantung sepatu.
(Reinaldy Darius)