Kendati demikian, hal itu sudah diantisipasi oleh Luis Milla dengan menaruh dua pemain sayap muda yang memiliki kecepatan luar biasa yaitu Febri Haryadi di sisi kiri dan Irfan Jaya di sisi kanan. Dengan demikian kedua striker ini dapat diimbangi dan serangan skuad garuda tetap memiliki kecepatan.
Kombinasi ini berjalan dengan baik dan cukup menjanjikan terutama peluang yang dimanfaatkan Febri dari kecepatannya. Selain itu, Beto dan Lilipaly juga dicoba dibuatkan ruang kosong untuk akselerasi dengan banyak mengalirkan bola di belakang untuk memancing pertahanan lawan.
Rencana baik ini berhasil menciptakan banyak peluang, namun kombinasi ini belum dapat menghasilkan satu pun gol. Kekhawatiran Luis Milla memakai pemain senior di eksperimennya mulai muncul dan memaksa Milla kembali kepada pilihan sulit, yaitu tetap bertahan dengan pemain senior atau mengganti dengan pemain muda.

Namun. sebelum melakukan perubahan dan membatalkan eksperimennya, Luis milla ingin mencoba untuk menyeimbangkan kedua sisi. Tidak hanya di sisi kiri, namun juga di sisi kanan dengan memasukan Saddil Ramdani. Dengan demikian pertahanan lawan akan lebih kesulitan untuk mengantisipasinya.
Perubahan ini ternyata berbuah positif dengan berhasil memecah kebuntuan Timnas Indonesia untuk mencetak gol. Dengan banyaknya fokus penyerangan Timnas Indonesia, membuat tim lawan kesulitan untuk menutup serangan dari skuad Garuda.
Saat lawan fokus menutup serangan sisi samping, sisi tengah pertahanan menjadi longgar. Sebaliknya, saat lawan fokus menutup serangan di sisi tengah, sisi sayap akan terbuka sangat lebar.
Cara dari Milla itu pun beberapa kali coba diterapkan Shin Tae-yong. Itulah momen saat ide Luis Milla untuk mengatasi masalah ketajaman Timnas Indonesia bisa membantu Shin Tae-yong.
(Rivan Nasri Rachman)