“Arhan dari kelas dua SD udah main bola plastik di depan rumah tetangga dengan anak-anak yang lain, karena di sini tidak ada lapangan bola,” kenang Surati yang dilansir dari YouTube belum lama ini.

Surati menuturkan bahwa kualitas yang dimiliki Pratama Arhan tidak didapat begitu saja. Ia mengasah kemampuannya bersama SSB Putera Mustika di Blora.
Pratama Arhan kecil diketahui tidak pernah absen mengikuti latihan di SSB-nya. Hujan dan panas terik pun tidak menjadi alasan baginya untuk membolos latihan.
“Dia itu walaupun hujan, walaupun terik, tidak pernah bolos sekolah bola. Satu minggu itu tiga kali dia masuk terus, enggak pernah absen latihan sepak bolanya,” sambungnya.
Mendukung cita-cita sang anak, Surati bercerita tentang kisah Pratama Arhan bersama SSB yang pernah kesulitan membeli sepatu sepakbola. Ia bahkan pernah bermain dengan sepatu sepak bola seharga Rp25 ribu.
Kondisi ekonomi keluarga membuat pemain kenamaan ini kesulitan mendapat perlengkapan latihan. Kedua orang tuanya bahkan sampai harus menjual barang terlebih dahulu untuk dapat membelikan putra kesayangannya itu sepatu bola atau ikut turnamen.
“Dulu kami memang susah sekali, utang sana-sini. Dulu dia tidak punya sepatu, tidak punya 25 ribu, dan itu pun sekali dipakai sudah jebol,” lanjut cerita Surati.
“Ibu juga kalau ada turnamen sering berutang untuk biaya turnamen itu. Karena itu demi kebaikan Arhan sendiri,” pungkasnya.
(Hakiki Tertiari )