GELANDANG Timnas Jerman, Kai Havertz, menceritakan momen ketika nasib Jerman untuk lolos ke 16 besar Piala Dunia 2022 berada di ujung tanduk. Ia mengibaratkan momen-momen itu sangat menegangkan layaknya menyaksikan film horror.
Sebelum laga kontra Kosta Rika dimulai dini hari tadi, Timnas Jerman masih mempunyai asa untuk lolos ke 16 besar Piala Dunia 2022. Jerman lolos jika menang atas Kosta Rika dan di laga lain Spanyol menang atau imbang atas Kosta Rika.
(Timnas Jepang menang 2-1 atas Spanyol)
Namun, nasib apes menimpa Jerman meski mereka menang 4-2 atas Kosta Rika. Sebab, Spanyol yang sempat unggul 1-0 atas Jepang, justru tumbang 1-2!
Detik-detik tersingkirnya Timnas Jerman pun disaksikan langsung Kai Havertz. Pasalnya, laga antara Jepang versus Spanyol selesai lebih dulu. Papan pengumuman di stadion menunjukan Samurai Biru -julukan Timnas Jepang- sukses melibas La Furia Roja -julukan Timnas Spanyol.
Papan pengumuman pun memperlihatkan kondisi klasemen sementara Grup E Piala Dunia 2022. Kai Havertz yang menyaksikan itu langsung lemas. Pemain Chelsea itu mengatakan momen itu layaknya menonton sebuah film horor.
“Ketika terjadi seperti ini, rasanya seperti menonton film horor," kata Kai Havertz mengutip dari RFI, Jumat (2/12/2022).
“Kami mengetahui selama pertandingan bahwa Jepang memimpin, dan kemudian peringkat ditampilkan di stadion. Kami masih memiliki sedikit harapan Spanyol akan mencetak gol. Tapi, kemudian kami menyadari bahwa pertandingan Jepang sudah berakhir,” lanjut mantan pemain Bayer Leverkusen ini.

Usai pertandingan, Kai Havertz yang mencetak dwigol melawan Kosta Rika didapuk sebagai pemain terbaik. Seakan tidak terhibur, Kai Havertz menegaskan Timnas Jerman seperti tim yang tidak layak berkompetisi di turnamen sekelas Piala Dunia 2022.
“Ketika Anda tersingkir dua kali di fase grup (Piala Dunia 2018 dan 2022) dan sekali di babak 16 besar (Piala Eropa 2020), itu sangat pahit. Kami harus jujur dan mengatakan selama empat tahun, semuanya tidak berjalan dengan baik,” tegas Kai Havertz.
"Sekarang kami sudah tersingkir dua kali di babak penyisihan grup. Saya rasa kami bukan tim turnamen lagi,” tutup pemain yang membantu Chelsea juara Liga Champions 2020-2021 ini.
(Ramdani Bur)