PIALA Dunia 2022 terasa berbeda karena berlangsung di Timur Tengah, tepatnya di Qatar. Kondisi cuaca menjadi tantangan tersendiri, namun menurut jurnalis MNC Portal Indonesia, Abdul Haris, yang melakukan liputan Piala Dunia 2022 secara langsung, pihak Qatar telah berupaya untuk mengatasi masalah cuaca itu dengan memfasilitasi stadion lewat pendingin udara atau AC.
Menurut pemaparan Abdul Haris, kehadiran AC membuat rasa panas saat menonton pertandingan di dalam stadion sedikit berkurang. Namun, ia mengakui bahwa matahari Qatar yang begitu terik membuat hawa panas tetap saja menusuk hingga ke dalam stadion.
“Ya memang ada ya di beberapa stadion (terkait fasilitas AC), stadion-stadion baru di sini itu ada hembusan ac atau pendingin udara di Stadion Al Bayt misalnya. Itu sedikit mengurangi rasa panas tapi tetap matahari yang mentereng sulit terkalahkan juga sih,” ungkap Abdul Haris, dalam program Special Dialogue Okezone.

Piala Dunia 2022 memang amat berbeda jika dibandingkan edisi-edisi sebelumnya. Biasanya, turnamen sepakbola empat tahunan tersebut digelar di musim panas.
Akan tetapi, karena kali ini tuan rumahnya adalah Qatar yang berada di kawasan Timur Tengah, mau tak mau kompetisi digeser waktu bermain menjadi saat musim dingin. Sebab jika tetap dipaksakan bermain di pertengahan tahun atau musim panas, maka suhu di Qatar bisa mencapai 41 derajat celcius, yang jelas tak memungkinkan untuk menggelar pertandingan.
Penggunakan AC pun dilakukan demi membuat suhu di setiap stadion di Qatar tak terlalu panas. Semua itu dibuat demi memanjakan para suporter dan pemain yang hadir di Qatar untuk menikmati Piala Dunia 2022.
Follow Berita Okezone di Google News