Sementara, kiper Jan Jongbloed justru mengenakan nomor punggung 8. Selain itu, Piet Schrijvers memakai nomor 18, dan Eddy Treijtel memakai nomor 21. Padahal ketiga pemain itu berposisi penjaga gawang.
Di Piala Dunia 1974, putusan Michels membuat nomor 1 dikenakan gelandang Ruud Geels. Pengecualian diberikan kepada sang kapten, Johan Cruyff. Sang megabintang tetap mengenakan nomor punggung ikoniknya, 14, meski seharusnya memakai nomor punggung 1.

Sebatas informasi, sebenarnya Federasi Sepakbola Belanda (KNVB) meminta Johan Cruyff memakai nomor 1. Sayangnya, sang bintang menolak dan diterima Michels lantaran Johan Cruyff adalah pemain paling penting dalam skema permainan dan skuatnya.
Di sisi lain, Argentina juga melakukan hal samaa pada tiga edisi beruntun tepatnya Piala Dunia 1978, 1982, dan 1986. Pada edisi 1978 dan 1982, Argentina ditangani Cesar Luis Menotti, dan pada 1986 dilatih Carlos Bilardo.

Nomor terkecil yang dipakai kiper adalah 2 dan 3, itu dikenakan Hector Baley pada 1982 dan 1978. Usut punya usut, para pelatih menyusun skuat dengan alfabetis sesuai nama belakang pemain. Namun, pengecualian diberlakukan pada sosok tertentu.
Menotti mengikuti langkah pelatih Belanda. Tidak ada pemain yang mendapatkan pengecualian. Baru di Piala Dunia 1982 ia memberikan pengecualian kepada Diego Maradona, yang memakai nomor 10, yang sejatinya dipakai Patricio Hernandez.
Pada era Bilardo di Piala Dunia 1986, selain Diego Maradona yang tetap memakai nomor 10, ada dua pemain lain yang mendapatkan hal serupa. Pertama,akni bek senior Daniel Passarella dengan nomor punggung 5, dan Jorge Valdano dengan nomor 11.
Itulah fakta keunikan dan persamaan Timnas Argentina dengan Belanda di Piala Dunia.
(Hakiki Tertiari )