BANDUNG – Menjelang Liga 1 2021-2022, Pelatih Persib Bandung Robert Alberts Gelisah. Musababnya legiun asing Persib tak punya 'kartu sertifikat vaksinasi COVID-19 di aplikasi PeduliLindungi.
Aplikasi ini salah satu fungsinya adalah mencatat mereka yang sudah divaksinasi. Sehingga, untuk memastikan seseorang sudah divaksin atau belum, bisa dicek di aplikasi tersebut.
Vaksinasi COVID-19 sendiri jadi salah satu syarat pendaftaran pemain klub Liga 1. Namun, hal itu jadi ganjalan tersendiri bagi pemain asing.
"Semua pemain di dalam (tim Persib) sudah divaksin karena ini adalah syarat. Masalah lainnya sekarang adalah semua orang harus memilki aplikasi (PeduliLindung) di ponselnya yang mana di sana ada sertifikat vaksinasi dengan menyertakan nomor (KTP)," kata Robert.
Baca juga: Ini yang Buat Nick Kuipers Enggan Pergi dari Persib Bandung
Sebab, nomor induk kependudukan (NIK) hanya dimiliki warga Indonesia saja. Sebaliknya, pemain asing tidak memilikinya. Sehingga, otomatis namanya tidak akan tercantum sebagai orang yang sudah divaksinasi COVID-19 melalui PeduliLindungi.
Baca juga: Persib Bandung Berencana Datangkan 4 Pemain Baru untuk Berlaga di Liga 1 2021-2022
"Semua pemain asing tidak memiliki itu, para pemain asing tidak punya NIK. Jadi, kami tidak mempunya bukti sudah divaksin selain bukti di kertas (yang diberikan petugas vaksinasi)," jelas Robert.
Dia pun berharap PSSI segera menemukan solusi terkait permasalahan tersebut. Sehingga, pemain asing yang dimiliki setiap klub di Indonesia, termasuk Persib, nantinya bisa dimainkan.
Para pemain asing Persib pun seluruhnya sudah divaksinasi. Geoffrey Castillion misalnya, dia terlambat datang ke Indonesia karena menunggu selesainya proses vaksinasi di Belanda yang merupakan negara asalnya.
"Seperti yang saya katakan, kami ini satu tim dan semua orang asing di tim sudah divaksin, tapi tidak bisa mengunduh aplikasinya karena tidak punya NIK. Saya harap ini bisa diatasi karena meski orang asing, baik pemain dan pelatih, kami juga ingin berpartisipasi dalam kegiatan apapun (di Indonesia)," papar Robert.
(Rachmat Fahzry)