5. Formasi 3-5-2
(Formasi 3-5-2 agak rapuh di kedua sisi pertahanan Foto: Istimewa)
Formasi 3-5-2 menggunakan 3 bek tengah, lima gelandang, dan dua penyerang. Satu gelandang adalah gelandang bertahan yang fokus pada pertahanan.
Keunggulan formasi ini ada pada daya serang kuat karena menumpuk banyak pemain di tengah sehingga memungkinkan untuk mendominasi penguasaan bola. Akan tetapi, terdapat juga kekurangan pada pertahanan di sisi kiri dan kanan yang rapuh.
4. Formasi 3-4-3
(Formasi 3-4-3 kerap diipakai Chelsea Foto: Istimewa)
Formasi 3-4-3 menempatkan tiga bek tengah, empat gelandang yang dua di sisi kanan dan kiri juga bertugas sebgai bek sayap, dan tiga penyerang. Bek sayap ditempatkan lebih ke depan untuk membantu tiga penyerang.
Sementara itu, dua gelandang di tengah bertugas untuk menyalurkan bola ke penyerang ataupun bek sayap saat menyerang. Ketika bertahan, dua bek sayap dan dua gelandang tengah akan menjadi penyaring pertama serangan lawan.
3. Formasi 4-1-4-1
(Formasi 4-1-4-1 cukup ofensif Foto: Istimewa)
Formasi 4-1-4-1 menggunakan empat bek, satu gelandang bertahan, empat gelandang serang, dan satu penyerang. Formasi 4-1-4-1 merupakan variasi dari 4-5-1. Perbedaannya adalah formasi 4-5-1 fokus bertahan, sedangkan formasi 4-1-4-1 fokus serangan.
2. Formasi 4-2-2-2
(Formasi 4-2-2-2 sudah jarang digunakan lagi Foto: Istimewa)
Formasi 4-2-2-2 menempatkan empat bek, dua gelandang bertahan, dua gelandang serang, dan dua penyerang. Formasi ini merupakan variasi dari formasi 4-2-4.
Gelandang bertahan fokus menjaga daerah saat bek kanan dan kiri maju membantu serangan. Lalu, gelandang serang harus apik bermain melebar atau di tengah agar bisa memberikan dukungan untuk dua penyerang di depan.
1. Formasi 4-2-3-1
(Formasi 4-2-3-1 populer sejak Piala Dunia 2010 dan kerap dijumpai hingga sekarang Foto: Istimewa)
Formasi 4-2-3-1 menggunakan empat bek, dua gelandang bertahan, tiga gelandang serang, dan satu penyerang. Formasi ini sangat solid karena seimbang saat bertahan dan menyerah. Dengan formasi ini, sebuah tim bisa mendominasi penguasaan bola karena menang jumlah pemain di tengah.
Formasi ini mulai populer sejak Piala Dunia 2010 hingga sekarang. Beberapa klub besar Eropa masih menggunakan formasi ini sebagai pakem utama karena kesolidannya.
(Ramdani Bur)