TURIN – Pelatih FC Porto, Sergio Conceicao, senang bukan kepalang melihat anak asuhnya menyingkrikan Juventus pada babak 16 Besar Liga Champions 2020-2021. Apalagi, hasil positif itu diraih berkat kerja keras dan pengorbanan luar biasa.
Juventus sebetulnya lebih diunggulkan untuk lolos. Di atas kertas, Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan unggul segalanya dibandingkan FC Porto. Apalagi, Juventus hanya perlu menang dengan skor 1-0 untuk lolos, ditambah mereka bermain sebagai tuan rumah, dan Os Dragoes bermain dengan 10 orang.
Baca juga: Juventus Butuh Waktu untuk Lupakan Kegagalan di Liga Champions
Namun, cerita berbeda tersaji di atas lapangan. FC Porto mampu memaksa Juventus melalui babak tambahan setelah menang 2-1 di waktu normal. Sebab, agregat masih sama kuat 3-3 dan kedua kesebelasan imbang dalam hal gol tandang.
Di babak tambahan, FC Porto mampu mencetak gol tambahan lewat tendangan bebas Sergio Oliviera. Kondisi itu memaksa Juventus harus mencetak dua gol lagi untuk lolos. Sayangnya, mereka hanya bisa menjebol gawang Augustin Marchesin lewat sundulan Adrien Rabiot saja.
Baca juga: Juventus Tersingkir dari Liga Champions, Pirlo Yakin Takkan Dipecat
Alhasil, Juventus memang menang dengan skor 3-2. Namun, mereka kalah dalam hal jumlah gol tandang. FC Porto berhak untuk lolos ke babak berikutnya dengan modal agregat 4-4.
Keberhasilan menyingkirkan Juventus membuat Sergio Conceicao begitu berbahagia. Pria asal Portugal itu menyebut hasil ini sebagai sebuah sejarah bagi klub. Ia juga bangga karena anak asuhnya mampu menunjukkan DNA FC Porto.
“Pertandingan seperti ini menandai sejarah di klub kami. Anak-anak membuat penggemar bangga dengan gairah yang mereka tunjukkan,” ujar Sergio Conceicao selepas laga, dilansir dari Football Italia, Rabu (10/3/2021).
“Anak-anak berhasil mendapatkan esensi yang sebenarnya serta DNA FC Porto. Determinasi luar biasa serta semangat pengorbanan mereka, benar-benar menyentuh hati saya,” lanjut mantan gelandang SS Lazio tersebut.
Bagi Juventus, hasil tersebut terasa kian pahit melihat catatan mereka dalam tiga musim terakhir. Bianconeri selalu tersingkir di tangan klub-klub yang notabene berstatus underdog.
Pada Liga Champions 2018-2019, mereka disingkirkan Ajax Amsterdam dari babak perempatfinal. Sementara musim lalu, Olympique Lyon membuat mereka merana di babak 16 besar.
(Mochamad Rezhatama Herdanu)