TURIN – Allenatore anyar Juventus, Andrea Pirlo, mengakui peran sebagai seorang pelatih lebih bikin stres ketimbang menjadi pemain. Sebab, masing-masing pemain memiliki interpretasi berbeda terhadap taktik yang diterapkan pelatih di atas lapangan.
Sebagaimana diketahui, Andrea Pirlo ditunjuk sebagai pelatih tim utama Juventus pada 8 Agustus 2020. Padahal, pria berusia 41 tahun itu sebelumnya baru diangkat sebagai pelatih tim U-23 pada akhir Juli. Hanya dalam seminggu, ia promosi ke tim utama.
Penunjukan Andrea Pirlo mendapat reaksi beragam. Juventus dinilai berjudi karena pria asal Italia itu masih minim pengalaman sebagai pelatih. Betapa tidak, ia baru resmi pensiun pada 2017 dan mulai mengambil kursus kepelatihan pada 2018.
Baca juga: Gila! Karier Pirlo Diprediksi seperti Guardiola dan Zidane

Andrea Pirlo mengatakan, menjadi seorang pelatih adalah pilihan otomatis. Menurutnya, pekerjaan sebagai pelatih jauh lebih melelahkan dan mudah memicu stres ketimbang saat aktif sebagai pemain. Sebab, ia harus bisa bertindak sedemikian rupa, tergantung situasi di lapangan.
“Beberapa tahun setelah saya berhenti bermain, saya mulai belajar. Saya sadar semakin hari, gairah itu semakin tumbuh. Jadi, itu adalah pilihan otomatis untuk menjadi seorang pelatih,” terang Andrea Pirlo, dilansir dari Football Italia, Selasa (13/10/2020).
“Tentu saja, peran ini lebih memicu stres karena di lapangan saya bisa menentukan apa yang akan dilakukan dengan bola. Dari pinggir lapangan, saya memang bisa mengatur. Namun, para pemain lah yang akan menafsirkan peran masing-masing. Jadi, lebih sulit sebagai pelatih,” imbuh pria asal Italia itu.