Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Solskjaer Terinspirasi Metode Kepelatihan Legenda Barcelona

Rachmat Fahzry , Jurnalis-Selasa, 09 Juni 2020 |13:39 WIB
Solskjaer Terinspirasi Metode Kepelatihan Legenda Barcelona
Ole Gunnar Solskjaer. (Foto/Twitter @ManUtd)
A
A
A

MANCHESTER – Pelatih Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer, terinspirasi metode kepelatihan legenda Barcelona dan Tim Nasional Belanda, Johan Cruyff. Cruyff yang telah berpulang pada 24 Maret 2016 pernah memberi wejangan kepada Solskjaer.

“Saya merasa terhormat bertemu dengan Johan (Cruyff) beberapa kali. Dia mengatakan bahwa sepakbola 90 persen berada di kepala dan sepuluh persen di kaki,” kata dia mengutip The Sun, Selasa (9/6/2020).

Solskjaer menambahkan Cruyff menekankan pentingnya kesehatan mental bagi para pemain. Semua hal kecil yang bisa membuat pemain dihargai harus diperhatikan. Dengan begitu, para pemain diharapkan bisa menunjukkan performa terbaik mereka saat berada di lapangan.

“Sehingga mereka tahu kita peduli dengan mereka. Jika mereka tidak bahagia secara mental, mereka tidak akan bisa tampil baik,” ujar pria 46 tahun tersebut.

Foto/Twitter

Cruyff sukses besar baik sebagai pemain dan pelatih. Saat menjadi pemain, ia membantu pelatih Timnas Belanda, Rinus Michels, menerapkan strategi sepakbola menyerang, Total Football. Kemudian saat berstatus sebagai pelatih, Cruyff mengangkat Barcelona dari keterpurukan.

Baca juga: Tony Dunne, Salah Satu Bek Terbaik Man United Meninggal Dunia

Berkat tangan dinginnya, Cruyff menghadirkann 11 trofi bagi Barcelona selama delapan tahun (1988-1996) mengabdi Estadio Camp Nou. Dari 11 trofi itu, satu di antaranya merupakan gelar Piala/Liga Champions 1991-1992.

Selain itu, Solskjaer menilai penting bagi pelatih menemukan staf kepelatihan yang cocok dengan pola pikir sang juru taktik. Para staf akan mewakili dirinya untuk membangun suatu tim sepakbola yang sudah dia rancang. "Ini tentang membangun tim yang mencerminkan saya dan staf pelatih saya. Kami ingin menang, kami berada jalur kemenangan,” tuturnya.

Solskjaer yang sudah melatih Man United hampir dua tahun juga memerhatikan kepribadian anak asuhnya. Dia tidak mau, satu orang pemain yang buruk akan menularkan kebiaasan jeleknya dan menghancurkan skuad yang sudah dibangunnya.

Karena itu, pada bursa transfer musim panas 2019, Solskjaer tidak segan melepas dua pemain senior, Alexis Sanchez dan Romelu Lukaku, yang dinilainya memiliki perangai buruk. Terbukti semenjak kedua nama di atas angkat kaki dari Old Trafford, performa Man United perlahan membaik.

“Saya mencari kepribadian yang baik dalam diri pemain dan mereka profesional. Satu apel busuk di keranjang akan membuat yang lainnya busuk juga,” pesan Solskjaer.

Solskjaer memimpin pasukan Setan Merah sejak Desember 2018. Awalnya dia menjadi pelatih sementara, kemudian dipermanenkan oleh direksi menjadi pelatih utama Man United pada Maret 2019. Sejak diasuh Solskjaer, Man United bertengger di posisi 5 Liga Inggris musim ini dengan koleksi 45 angka.

(Ramdani Bur)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita bola lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement