Hal itu berbeda dengan format turnamen terdahulu yang berlangsung dalam kurun 2004-2016. Saat itu di fase grup hanya ada dua tuan rumah (masing-masing satu tuan rumah dalam satu grup, A dan B). Format itu memungkinkan tim-tim untuk memiliki waktu beristirahat yang lebih lama.
Sebab, semua tim akan mentas di stadion yang sama. Jika harus berpindah kota, itu pun baru akan dilakoni di matchday penentuan, atau pamungkas.

"Tidak ada pengaruh (saat ditanya perubahan format). Kami sudah biasa di liga dengan home and away dan liga juga padat,” kata Rizky Pora mengutip dari Goal Indonesia, Jumat (16/8/2018).
(Ramdani Bur)