JOSE Mourinho, Josep Guardiola dan Zinedine Zidane merupakan tiga pelatih jenius. Selama berkarier sebagai pelatih, banyak trofi yang dipersembahkan bagi klub yang mereka tangani.
Namun, jika ditelisik lebih dalam, tiga pelatih di atas masih memiliki kekurangan perihal menjuarai kompetisi antaklub Eropa (Liga Champions, Liga Eropa dan Piala Super Eropa).
Mou –sapaan akrab Mourinho– belum mampu membawa tim yang ditangani menjadi kampiun Piala Super Eropa. Sementara Guardiola dan Zidane belum berkesempatan menangani sebuah tim di Liga Eropa, sehingga gagal meraih trofi tersebut.
Ternyata, tiga pelatih di atas masih kalah dari sosok juru taktik legendaris asal Italia, Giovanni Trapattoni. Pria yang kini berusia 78 tahun menjadi satu-satunya pelatih yang meraih trofi di empat kompetisi antarklub Eropa (Liga Champions, Liga Eropa (dulu Piala UEFA), Piala Super Eropa dan Piala Winner).
Di Liga Champions, Trapattoni membawa Juventus juara pada 1984-1985, usai di final mengalahkan Liverpool 1-0. Sementara itu ia meraih tiga gelar Piala UEFA. Sebut saja bersama Juventus pada 1976-1977 dan 1992-1993 dan Inter Milan (1990-1991).
Sementara Piala Winner (turnamen yang mempertemukan kampiun piala domestik, bergulir sejak 1960-1999), juga dipersembahkan untuk Juventus pada 1983-1984 usai di final mengalahkan FC Porto 1-0.
Gelar Piala Super Eropa juga diberikan Trapattoni untuk Juventus, usai mempermalukan Liverpool 2-0 dalam laga yang dilangsungkan di Comunale Turin pada 1984. Karena itu, Trapattoni layak mendapat apresiasi tinggi di dunia sepakbola.
Trapattoni mulai melatih pada 1972 dengan menangani tim junior AC Milan. Setelah itu, mantan juru taktik Tim Nasional (Timnas) Italia membesut Juventus, Inter Milan, Benfica, Stuttgart dan banyak lagi. Tim terakhir yang ditanganinya ialah Republik Irlandia pada medio 2013.
(Ramdani Bur)