SEJAK dipimpin Pep Guardiola, tak bisa dibantah Bayern Munich mengadopsi gaya permainan tiki-taka yang selama ini khas dengan Barcelona. Namun bersama Di Roten, Guardiola menggunakan tiki-taka yang lebih inovatif dan sukses membawa Philipp Lahm dan kawan-kawan meraih hattrick Bundesliga pada musim 2014-2015.
Bayern hanya membutuhkan gelaran musim ini berjalan hingga pekan 30 untuk mengunci gelar juara. Kemenangan 1-0 atas Hertha Berlin sekaligus dibarengi dengan kekalahan sang antagonis utama, Wolfsburg, dari Borussia Mönchengladbach, membuat pencapaian 76 poin Raksasa Bavaria tak mungkin terkejar oleh Die Wolfe.
Bayern yang menjadi juara adalah kabar yang tak mengejutkan. Mungkin lebih mengejutkan jika Die Bavarian gagal menjadi penguasa Bundesliga. Namun, hal tersebut tak membuat Guardiola berhenti memoles skuadnya dengan membeli Robert Lewandowski, Xabi Alonso, Juan Bernat, Pepe Reina, Medhi Benatia, dan Sebastian Rode di musim panas tahun lalu.
Dengan datangnya Alonso dari Real Madrid, aliran bola dari lini tengah semakin tajam dan otomatis tak hanya mengandalkan Bastian Schweinsteiger. Sementara dua area sayap masih dipercayakan kepada Arjen Robben dan Frank Ribery. Lewandowski didaulat sebagai ujung tombak menggantikan Mario Mandzukic yang ditendang ke Atletico Madrid.
Terbukti dengan tiki-taka yang semakin tajam dan mematikan, hingga pekan ke-33 Bundesliga, Bayern telah membobol gawang lawan sebanyak 78 kali dan kebobolan 18 kali. Mereka pun tak jarang mencetak setengah lusin gol dalam satu pertandingan.
Saat melawan Werder Bremen dan Paderborn, Bayern menang dengan skor 6-0. Raihan paling mencolok kala mereka menggulung tim yang sejatinya tak begitu lemah, Hamburg, dengan 8-0. Dengan catatan tersebut, sulit untuk membayangkan mereka terpeleset dalam perburuan gelar Bundesliga.
Beruntung bagi Bayern, krisis yang menerpa mereka baru datang setelah memastikan diri menjadi juara. Sejak menang 1-0 kontra Hertha Berlin, Thomas Muller dan kawan-kawan mengalami tiga kekalahan beruntun dari Bayer Leverkusen, Augsburg, dan Freiburg. Die Roten juga harus menelan pil pahit dengan tersingkir dari fase semifinal Liga Champions oleh Barcelona.
(Fajar Anugrah Putra)