NYON - Rasisme menjadi salah satu masalah yang paling sulit diberantas dalam sepakbola. Hingga kini, masih banyak penonton atau fans yang belum bisa berpikir dewasa dan kerap melontarkan serangan rasis kepada pemain.
Baru-baru ini, ada dua insiden rasisme yang tarjadi di kompetisi Eropa. Pertama di pentas La Liga dan yang kedua di Serie A. Di La Liga, bek Barcelona Dani Alves jadi korban rasis saat Barca berhadapan dengan Villarreal. Alves dilempar pisang saat akan mengambil tendangan pojok.
Sementara di Serie A, dua punggawa AC Milan, Kevin Constant dan Nigel de Jong jadi korban ketidakdewasaan penonton. Keduanya juga dilempar pisang, karena kulit mereka yang berwarna gelap. Insiden itu terjadi saat Milan bertandang ke markas Atalanta, akhir pekan kemarin.
Maraknya aksi rasis ini sontak menuai kecaman dari berbagai pihak di belahan dunia, tak terkecuali otoritas sepakbola Eropa, UEFA. Sang presiden, Michel Platini mengimbau agar pelaku rasis ini dihukum berat, dan meminta kepada seluruh federasi sepakbola anggota UEFA untuk tidak memberikan toleransi lagi pada aksi rasisme.
“Komite Eksekutif UEFA mengutuk semua tindakan diskriminasi dan saya sangat marah oleh insiden yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir," kata Platini, setelah menggelar pertemuan secara terpisah dengan Komite Eksekutif UEFA dan Konsulat Strategi Sepakbola Profesional (PFSC) di Turin, Selasa, kemarin.
“Kami tidak dapat menerima siapa saja yang menghina atau dilecehkan secara rasial di dalam stadion, dan kami tidak bisa mentolerir itu,” tegasnya seperti dikutip Goal, Rabu (14/5/2014).
Dalam kongres yang digelar tahun lalu, UEFA telah menyusun regulasi soal aksi rasisme. Setiap ada insiden rasisme yang dilakukan suporter, akan mendapat hukuman berupa penutupan setengah dari kapasitas stadion untuk aksi pertama. Jika aksi itu kembali terulang, maka hukumannya akan berubah menjadi penutupan seluruh stadion (digelar tanpa penonton) dan denda 50 ribu euro atau setara Rp790 juta.
Terkait aksi rasisme yang menimpa Alves dan Constant, Villarreal dan Atalanta sudah dihukum. Kubu Yellow Submarines didenda 12 ribu euro (Rp189 juta), sementara Atalanta diganjar denda 40 ribu euro (Rp632 juta) dan diperintahkan untuk menutup Curva Nord (tribun utara) untuk satu pertandingan.
"Kami menyerukan kepada semua asosiasi anggota dan stakeholder untuk tidak memberikan toleransi terhadap semua bentuk diskriminasi dan mengikuti pedoman UEFA. Ketetapan kami baru-baru ini diubah untuk memastikan semua asosiasi anggota UEFA mengadopsi kebijakan yang efektif untuk memberantas rasisme," tandasnya.
(Achmad Firdaus)