JAKARTA - Stamford Bridge sunyi. Stamford Bridge menangis. Tak ada euforia dari para pendukung Chelsea usai wasit Nicola Rizzoli meniup peluit panjang tanda berakhirnya laga. The Blues gagal melangkah ke final Liga Champions musim ini.
Atletico Madrid menjadi aktor antagonis buat Chelsea pada laga penentu, dini hari tadi. Tandang ke markas Chelsea, skuad besutan Diego Simeone bermain dengan mental baja. Gol Fernando Torres pada menit ke-36, hanya menghadirkan euforia sesaat buat Jose Mourinho.
Setelah itu, giliran Diego Simeone yang meloncat kegirangan. Fans Atletico yang jadi minoritas di laga ini pun membuat seisi stadion membahana. Gol-gol Adrian Lopez (44’), penalti Diego Costa (60’) dan Arda Turan (72’) memupuskan impian Chelsea untuk kali kedua lolos ke final antar tim lite benua Biru.
Skor 1-3 menjadi kenyataan yang harus diterima Mourinho dan segenap awak tim Chelsea, lantaran mereka hanya bermain imbang 0-0 pada leg pertama di kandang Atletico.
Sulit memang bagi Chelsea untuk menerima kenyataan tersingkir di kandang, sama seperti Bayern Munich yang “ditelanjangi” Real Madrid sehari sebelumnya. Namun, jika melihat jalannya pertandingan, Atletico memang lebih pantas lolos karena penampilan mereka yang solid.
Ini belum ditambah dengan penampilan kelas satu dari kiper yang mereka pinjam dari Chelsea, Thibaut Courtois. Kiper muda Belgia ini tampil brilian dengan mementahkan sejumlah peluang emas Chelsea, salah satunya sundulan jarak dekat John Terry di pertengahan babak kedua.
Klik di sini untuk melihat momen-momen menarik di laga semalam yang terangkum dalam jepretan fotografer REUTERS.
Dengan hasil ini, Atletico pun sukses mencetak sejarah dengan lolos untuk kali pertama di ajang Liga Champions. Mereka akan bertemu saudara tuanya, Real Madrid di Estadio Da Luz, Lisbon, Portugal, pada laga pamungkas 24 Mei mendatang.
Tersajinya duel derbi El Madrileno di final juga merupakan sejarah baru di pentas Liga Champions. Ini merupakan kali pertama ada dua tim sekota yang bentrok di final. Sebelumnya, hanya terjadi final antara sesama Negara, bukan sekota.
(Achmad Firdaus)