KUALA LUMPUR – Upaya hukum Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) di tingkat Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) menemui jalan buntu. Komite Banding FIFA secara resmi menolak banding yang diajukan FAM terkait skandal pemalsuan dokumen tujuh pemain naturalisasi Timnas Malaysia.
Penolakan ini memastikan hukuman berat berupa denda dan skorsing selama 12 bulan tetap berlaku. Menanggapi penolakan itu, Presiden FAM, Datuk Wira Mohd Yusoff Haji Mahadi, menyampaikan keterkejutan dan kekecewaan pihak asosiasi.
Meskipun demikian, FAM menegaskan komitmen mereka untuk membawa kasus ini ke level yang lebih tinggi, yakni Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS).
Keputusan Komite Banding FIFA, yang diumumkan pada Senin 3 November 2025, mengonfirmasi ulang sanksi yang telah dijatuhkan sebelumnya. Skandal ini bermula dari temuan FIFA bahwa tujuh pemain naturalisasi Malaysia terbukti memalsukan dokumen kewarganegaraan mereka, meskipun FAM bersikeras bahwa dokumen tersebut sah.
Ketujuh pemain yang tetap dilarang beraktivitas selama 12 bulan sejak 26 September 2025 adalah: Gabriel Felipe Arrocha, Facundo Tomas Garces, Rodrigo Julian Holgado, Imanol Javier Machuca, Joao Vitor Brandao Figueiredo, Jon Irazabal Iraurgui, dan Hector Alejandro Hevel Serrano.
Selain skorsing, FIFA juga menjatuhkan denda finansial yang signifikan, yakni FAM didenda sebesar 350 ribu Swiss Franc (Rp 7,3 miliar) dan tujuh Pemain masing-masing didenda 2.000 Swiss Franc (Rp 41 juta).
Penolakan banding ini sekaligus menutup pintu upaya penyelesaian di tingkat FIFA, yang memberikan batas waktu kepada FAM untuk mengajukan banding ke CAS paling lambat 21 hari setelah keputusan ini diumumkan.