SENIOR Mohamed Salah di Timnas Mesir, Mohamed Aboutrika, meminta Federasi Sepakbola Dunia (FIFA) membekukan Federasi Sepakbola Israel (IFA) karena invansi yang dilakukan militer Israel di Gaza, Palestina. Runner-up pemain terbaik Afrika 2008 itu menilai FIFA dan UEFA tidak adil dalam menyikapi sebuah hal.
FIFA cepat memberi hukuman ketika militer Rusia melakukan serangan ke Ukraina pada Maret 2022. Hanya beberapa hari setelah militer Rusia melakukan invansi ke Ukraina, FIFA langsung melarangan Timnas dan klub sepakbola Rusia tampil di berbagai turnamen garapan FIFA dan UEFA.
Di sisi lain, FIFA tidak kunjung memberi hukuman kepada Israel. Padahal, sejak Oktober 2023, militer Israel melakukan serangan di Palestina yang menyebabkan lebih dari 60.000 orang meninggal dunia. Dari total tersebut, 420 di antaranya berstatus sebagai pesepakbola.
“FIFA dan UEFA menghukum Rusia karena perang dengan Ukraina. Jadi, kapan kependudukan Israel dihentikan? Kami tidak ingin hanya kata-kata, tapi tindakan nyata,” kata Aboutrika, Okezone mengutip dari Sportbible, Kamis (14/8/2025).
Mohamed Aboutrika menilai Amerika Serikat terlibat dalam konflik di Gaza. Ia pun mendorong FIFA untuk mencabut status Amerika Serikat (AS) sebagai tuan rumah Piala Dunia 2026. AS tercatat sebagai tuan rumah Piala Dunia 2026 bersama Meksiko dan Kanada.
Berdasarkan catatan Okezone, Amerika Serikat menjadi tuan rumah 16 laga Piala Dunia 2026. Bahkan partai puncak digelar di Negeri Paman Sam.
“Jangan merayakan bersama Presiden AS Donald Trump di final Piala Dunia Klub 2025 dengan tangan berlumuran darah rakyat Palestina,” lanjut Mohamed Aboutrika yang membawa Al Ahly lima kali juara Liga Champions Afrika ini.
“Prancis, Inggris dan Jerman mencuci tangan dari kejahatan Israel. Jika FIFA dan UEFA serius, mereka harus menghukum Israel. Jika tidak mereka berarti bersengkol,” lanjut pemain yang mengantarkan Al Ahly finis ketiga di Piala Dunia Klub 2006.
FIFA menjadi sorotan karena belum kunjung memberi hukuman kepada Israel. Medio 2015, Presiden Federasi Sepakbola Palestina (PFA) Jibril Rajoub mendorong FIFA untuk menjatuhkan hukuman kepada Israel.
Saat itu, FIFA bersiap melakukan voting kepada negara anggota mereka perihal kelayakan memberikan hukuman kepada Israel. Namun, ketika voting hendak dilakukan, Jibril Rajoub mencabut laporannya.
“Saya memutuskan membatalkan penangguhan (untuk Israel), namun bukan berarti saya menyerah. Puluhan presiden federasi dari Afrika, Amerika Selatan, Amerika Utara dan Eropa mengatakan kepada saya bahwa mereka tak ingin ada penangguhan federasi,” kata Jibril Rajoub mengutip dari Reuters.
(Ramdani Bur)