KARIER dan statistik kepelatihan Patrick Kluivert sebelum resmi latih Timnas Indonesia menarik untuk dikupas. Sebab, hal ini menjadi perhatian penggemar sepakbola.
PSSI resmi mengumumkan Kluivert sebagai pelatih Timnas Indonesia penerus Shin Tae-yong. Pria asal Belanda itu diikat kontrak dua tahun dengan opsi perpanjangan dua tahun.
Sayangnya, penunjukan Kluivert ditanggapi dengan sikap pesimistis oleh penggemar. Hal tersebut berkaitan dengan karier dan statistik kepelatihan pria berusia 48 tahun tersebut.
Mereka ragu Kluivert adalah sosok yang tepat untuk melatih Timnas Indonesia. Apalagi, Shin sudah menerapkan standar yang begitu tinggi sebagai pelatih kepala Skuad Garuda.
Sejak pensiun sebagai pesepakbola pada 2008, Kluivert langsung banting setir jadi pelatih. Ia tercatat mengawali karier dengan menerima tawaran sebagai asisten pelatih di AZ Alkmaar (2008-2010).
Lalu, Kluivert melanjutkan karier sebagai asisten pelatih di Brisbane Roar (2010), NEC Nijmegen (2010-2011), Timnas Belanda (2012-2014), dan Timnas Kamerun (2018-2019).
Kariernya kemudian berlanjut sebagai pelatih. Kluivert awalnya jadi juru taktik Jong Twente (2011-2012), lalu Timnas Curacao (2015-2016 dan 2021), tim muda Ajax Amsterdam (2016), dan terakhir Adana Demispor (2023).
Tak hanya riwayat karier yang kurang meyakinkan, statistik Kluivert pun terhitung buruk. Ia tercatat pernah memimpin semua tim dalam 80 laga dengan torehan 37 kemenangan, 18 seri, dan 25 kali kalah!
Statistik tersebut tentu cukup mengkhawatirkan. Sebab, persentase kemenangannya hanya sekira 46% dari 80 laga. Hal itu patut diperhatikan oleh segenap stakeholder Timnas Indonesia.
Ditambah lagi, Kluivert tak punya prestasi mentereng. Satu-satunya trofi yang pernah diraih hanyalah Beloften Divisie atau kompetisi tim cadangan di Belanda saat menangani Jong Twente pada 2011-2012!
(Wikanto Arungbudoyo)