SEJAUH ini sudah ada tujuh tim yang tak mendukung digelarnya European Super League dari 12 klub awal pendiri proyek Liga Super Eropa tersebut. Sementara tiga tim lagi, yakni Liverpool, AC Milan, dan Juventus nyatanya masih belum menyatakan sikap.
Sebagai informasi, Pengadilan Eropa pun menegaskan FIFA dan UEFA tidak bisa memberikan sanksi kepada klub yang berpartisipasi dalam kompetisi alternatif seperti halnya Liga Super Eropa. Sebab Pengadilan Eropa menilai UEFA tidak memiliki kontrol eksklusif atas sepakbola.
Pengadilan Eropa menegaskan klub berhak menentukan masa depannya sendiri, termasuk menciptakan kompetisi lain. Pengadilan Eropa pun berharap tidak ada diskriminasi dari pihak UEFA maupun FIFA atas tim yang berpartisipasi di turnamen seperti European Super League.
Menariknya, setelah pengumuman itu banyak tim besar Eropa yang justru menyatakan sikap menolak kehadiran European Super League. Termasuk tujuh tim pendiri Liga Super Eropa tersebut, yakni Manchester United, Manchester City, Arsenal, Chelsea, Tottenham Hotspur, Inter Milan dan Atletico Madrid.
Ya, ketujuh tim di atas awalnya adalah penggagas utama dibentuknya Liga Super Eropa di 2021 lalu. Namun, karena desakkan UEFA dan FIFA, ketujuh tim itu termasuk Liverpol, Milan, dan Juventus menarik diri dari proyek besar tersebut.
Juventus menjadi tim terakhir yang pergi pada 2022 lalu. Otomatis, hanya Real Madrid dan Barcelona yang masih teguh membela European Super League dari 12 tim pendiri itu.
Menariknya, tujuh tim tetap mantap menolaj European Super League, sementara Liverpool, Milan, dan Juventus justru kini masih terdiam. Tentunya sikap diam itu menimbulkan banyak dugaan, termasuk ada kemungkinan Milan, Juventus, dan Liverpool akan tertarik bergabung kembali dengan Madrid dan Barcelona untuk mendukung European Super League.
Nantinya Liga Super Eropa akan diikuti oleh 64 tim. 64 peserta itu akan dibagi ke tiga kasta. Adapun tiga kasta itu dinamakan divisi Bintang untuk tingkat teratas, divisi Emas untuk kasta kedua, dan divisi Biru untuk level ketiga.
Berbeda dengan kompetisi resmi yang dikenal saat ini, jumlah pertandingan yang dimainkan lebih sedikit. Setiap tim hanya akan memainkan 14 pertandingan di setiap musimnya.
14 laga tersebut meliputi tujuh laga kandang dan tujuh laga tandang. Nantinya, Liga Super Eropa akan menggunakan sistem promosi-degradasi, dengan format play-off dan putaran final.
(Rivan Nasri Rachman)
