Lebih lanjut, Ali mengatakan Casas akan menerapkan gaya permainan bertahan jika melawan tim yang lebih kuat. Sebaliknya, Casas bakal memainkan permainan menyerang saat timnya menghadapi tim yang lemah. Selain itu, Casas dinilai sebagai sosok pelatih yang memahami karakter setiap pemainnya dan tahu siapa saja yang cocok dengan gaya permainannya.
"Casas adalah pelatih yang cerdas. Dia memilih gaya permainan berdasarkan lawannya, sehingga Anda akan menemukan dia memilih bertahan melawan tim kuat, dan bermain dengan gaya menyerang dalam pertandingan mudah. Casas tidak membuat kesalahan dengan memanggil mantan pemainnya, karena dia tahu betul apa yang cocok dengan gaya permainannya," jelas Ali.
Berkaca dari pernyataan Ali Abdul-Jabbar di atas, Jesus Casas memiliki kesamaan dengan Shin Tae-yong yang juga kerap menyesuaikan gaya permainan anak asuhnya berdasarkan lawan yang dihadapi oleh timnya. Contohnya, saat melawan Brunei Darussalam yang notabene lebih lemah, juru taktik asal Korea Selatan itu menerapkan gaya permainan menyerang.
Sebaliknya, saat menghadapi tim yang lebih kuat seperti Argentina, Palestina, hingga Turkmenistan, Shin Tae-yong menerapkan strategi bertahan dan mengandalkan serangan balik. Dalam skema bertahan ini, Shin Tae-yong kerap memainkan tiga bek tengah sekaligus.
(Wikanto Arungbudoyo)